Tafsir Al-Isra 103-104: Antara Nabi Musa, Fir’aun, Jokowi, dan Pak Harto | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 103-104: Antara Nabi Musa, Fir’aun, Jokowi, dan Pak Harto

Editor: Redaksi
Senin, 27 April 2020 22:58 WIB

Ilustrasi. foto: NU Online

Pak Jokowi memang punya kelebihan, tetapi kelebihan itu tidak bisa menafikan kelebihan orang lain. Ada apa di injury time kekuasaannya, tiba-tiba Jusuf Kalla menyatakan utang RI saat ini tembus angka 5.000 triliun rupiah. Lalu mengatakan: "itu tidak apa-apa". Semoga komentar itu bukan kalimat menghibur.

Pak Harto dulu ya membangun dan membangun, bahkan dinobatkan sebagai "bapak pembangunan". Ternyata, ujung-ujungnya membuat negeri ini terpuruk dalam krisis moneter super berat. Enak yang ngutang, lepas setelah menjabat, lalu "mati". Yang membayar?

Sejak RI lahir hingga akhir pemerintahan pak SBY atau selama kurun waktu 69 tahun, total utang negeri ini ada pada kisaran 2.800 triliun. Jadi, utang baru periode Jokowi ini atau selama lima tahun terakhir sama dengan 2.200 triliun. Hebat, Jokowi benar-benar presiden yang juara ngutang.

Dalam Islam, Rasulullah SAW mengajari kita agar serius berdoa: "semoga dilindungi dari lilitan utang (a'udzbik min ghalabah al-dain) dan tekanan debt collector (qahr al-rijal). Semoga negeri ini bebas dari lilitan IMF, dan rentenir lain.

Untuk itu, dalam alam demokrasi, wajib ada partai oposisi yang sehat dan penyeimbang, mengoreksi dan memberi solusi. Oposisi itu mulia dan berpahala karena selalu memberi tausiah. Ya, tapi kering dan gak dapat kue apa-apa, dan gak apa-apa.

Partai politik yang banci dan tidak jelas arah, mudah tergiur oleh manisnya kue kebinet, itu partai politik yang tidak bermartabat dan tidak punya harga diri. Paribasan Jowo bertutur: "nyonyolke awak, witing rusake awak". Mayok-mayok, mendekat-dekatkan diri kepada seseorang demi mendapat apa-apa, itu sama saja dengan tindakan awal merusak diri sendiri.

Ayat berikutnya (104) menjelaskan, bahwa setelah Fir'aun dan tentaranya ditenggelamkan di laut Merah, maka Bani Israel yang selamat karena setia kepada nabi Musa A.S. dinasihati agar kembali menempati rumah tinggal mereka seperti sedia kala, yakni Mesir dan Syam atau Siria dan sekitarnya. "wa qulna min ba'dih li Bani Israil uskunu al-ardl".

Di sini terbaca bahwa era dakwah nabi Musa A.S. itu tidak mulus. Ada tantangan ekternal, yaitu tirani dan kekejaman raja Fir'aun dan kebandelan masyarakat Israel sendiri yang super cerewet dan suka menuntut. Untuk Fir'aun, finally, Tuhan sendiri yang mengatasi dan beres. Musa sekadar mekanisme yang disiapkan, tapi sejatinya dia tidak mampu apa-apa. Sedangkan menghadapi umat cerewet, silakan Musa menyikapi sendiri. Justru ini yang terlama dan tersulit.

Pada penyikapan ini, seorang Rasul dibekali dengan sifat-sifat fisik yang bagus, karakter ulet, pengampu, dan pemandu. Meski begitu, untuk Bani Israel ini ada warning cantik, di mana masing-masing manusia, baik periode lama atau baru, kelak di akhirat digiring di hadapan Tuhan secara bersamaan dan berjubel. Masing-masing sudah sangat berat memikirkan nasibnya sendiri-sendiri. Sehingga tidak sempat saling bertegur sapa.

Pelajaran yang bisa diambil ialah: pertama, bahwa menghentikan pengganggu dakwah islamiah itu lebih utama harus diselesaikan lebih dahulu. Fir'aun dulu dihabisi, baru kehidupan umat ditata. Zaman penjajah, kiai pondok pesantren dihadapkan pilihan, ngaji secara istiqamah atau angkat senjata melawan Belanda? Jawabnya, perang lebih wajib dari pada mengaji. Maka ada fatwa resolusi jihad sebagai berhukum fardlu.

Kedua, menyangkut-nyangkutkan urusan akhirat dalam kerja dakwah adalah bentuk "tasliyah", menghibur para utusan agar tidak stress, mengetahui batasannya sebagai Rasul, yaitu cukup berdakwah secara baik dan serius saja. Urusan berikutnya, itu ototrita Tuhan kelak, di akhirat nanti. Allah a'lam.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video