Tafsir Al-Isra 110: Allah, God, Dewa, Sang Yang, Gusti Dalam Al-ISM dan Al-MUSAMMA | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 110: Allah, God, Dewa, Sang Yang, Gusti Dalam Al-ISM dan Al-MUSAMMA

Editor: Redaksi
Jumat, 01 Mei 2020 21:05 WIB

foto: Aspiratif News

Maka, siapa yang di dalam hatinya menyakini bahwa Tuhan adalah Dia satu-satunya, lalu nyebut-Nya pakai bahasa tradisi sendiri semisal God, Sang Yang, Gusti, Ele, maka sejatinya dia sudah beriman sudah bertauhid kepada-Nya. Sekali lagi, jika yang dituju adalah Dia, Allah SWT, lain tidak.

Teori penyebutan yang berorientasi hakikat inilah yang disebut "AL-MUSAMMA". Yang penting Dzat yang dituju itu Dia, walau pelafalannya tidak sama. Kalangan filsuf, disiplin filsafat, dan pemerhati agama-agama biasanya berpihak pola pikir ini. Sedangkan teori penyebutan dengan menitikberatkan pada kata secara verbalistik atau nama, maka disebut pola "AL-ISM".

Jadi, jika Tuhan itu bernama ALLAH, maka hanya menyebut Allah saja yang diterima sebagai penyebutan teologis. Menyebut Tuhan Allah dengan Gusti, Dewa, dan sebangsanya belum dianggap sudah bertauhid. Alasannya, karena ideom God, Gusti, dll, punya bias makna, bisa ke dzat Allah dan bisa ke selain Allah. Allah a'lam.

Terpaparnya nama-nama Tuhan terbaik (al-asma' al-husna) oleh Tuhan sendiri menunjukkan betapa Tuhan menginginkan kemudahan agar semua hamba yang Dia ciptakan benar-benar menjadi hamba-Nya sendiri, tidak menjadi hamba selain-Nya. Karena selain Dia, hakikatnya adalah hamba, bukan Tuhan. Seaneh apapun, seperti Adam yang dicipta tanpa bapak dan tanpa ibu, tetap hamba. Apalagi Hawa yang dicipta tanpa ibu dan Yesus yang dicipta tanpa bapak.

Nabi Idris A.S. yang konon hingga kini masih ada di surga - menurut riwayat israiliyat - tetap hamba. Yesus yang terdesak dan dievakuasi ke langit dan tidak balik ke bumi, nabi Muhammad SAW yang mi'raj menembus tujuh langit hingga beraudiensi dengan Tuhan di Sidrah Muntaha, lalu balik lagi ke bumi, ya tetap hamba. Dan bisa merasa menjadi hamba Tuhan itu mutlak, tapi manusia sering membelot menjadi hamba Syetan, disadari atau tidak.

Kalangan ahl al-Sunnah wa al-jamaah menghitung nama-nama Tuhan itu sebanyak 99 plus satu (Allah), total 100. Sementara madzhab Syi'ah dan sebangsanya lebih dari itu, hingga 300-an.

Al-Hadis yang mengatakan: "barang siapa menjaganya (ahshaha), dijamin masuk surga" itu sangat benar. Orang yang mati dan di hatinya tertera (hafal) al-asma' al-husna, berarti dia punya iman, mati membawa iman. Tentu surga singgahannya. Perkara mampir di neraka sebentar atau tidak sama sekali, maka itu urusan lain. Yang jelas, ending-nya di surga. Itulah yang dijamin oleh al-Hadis.

Siapa yang berdoa pakai wasilah al-Asma' al-Husna, maka sangat berpeluang dikabulkan. Ya iya-lah, lha wong Tuhan dan semua nama sebutannya dilibatkan semua. Barang siapa yang menggunakan al-asma' al-husna untuk mengusir roh jahat, jin, syetan, kuntil anak, genderuwo tetekan akan lebih efektif. Ya iya-lah, karena semua nama dan sifat digdaya Tuhan dikerahkan semua.

Makanya, ayat kaji ini menyeru "You berdoalah kepada Tuhan dengan al-asma' al-husna". Semua umat Islam pasti mampu menghafal al-asama' al-husna, tapi tidak semua mau.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video