Tafsir Al-Kahfi 9-10: Grup WA | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 9-10: Grup WA

Editor: Redaksi
Kamis, 07 Mei 2020 08:48 WIB

Ilustrasi. foto: Hai Online

Pertama, ada orang yang memang karena keadaannya lebih bagus mengasingkan diri. Bisa tinggal di negara lain yang lebih aman dan leluasa beribadah di sana. Zaman now, kira-kira seperti tokoh agama yang dijahati di negeri sendiri, diburu dan sangat mungkin dibunuh atau dipenjara seumur hidup. Zaman dulu, semisal Abu Hurairah, Abu Dzarr al-Ghifary lebih memilih menyendiri dan tinggal di bukit bersama hewan ternaknya. Sekarang, ya mencari suaka politik di negara lain dengan deposito yang memadai.

Kalimat pengaman diri ketika seorang mukmin dihadapkan pilihan yang dilematik dan simalakama terjadi menimpa pribadi Abu Hurairah R.A.. Saat dua kekuatan besar berhadapan antara Ali ibn Abi Thalib dan Mua'wiyah. Matahari kembar ini benar-benar siap bertarung hingga titik darah terakhir. Keduanya merasa berada di jalan yang benar sesuai ijtihad masing-masing.

Abu Hurairah R.A., seorang sahabat senior yang dikenal sufi dan tidak suka politik ditanya, bagaimana menurut pendapat tuan: pilih Ali atau Mu'awiyah? Dengan diplomatis Abu Hurairah menjawab: "Aliy a'lam wa Mu'awiyah ahkam wa fauq al-jibal aslam". Ali lebih cendekia, sedangkan Mu'awiyah lebih bijak dan di atas gunung (sambil mengebala kambing) lebih aman.

Jelasnya, kalau dia mau belajar agama, menimba ilmu pengetahuan, maka berguru kepada Ali. Tapi kalau butuh apa-apa terkait kebutuhan hidup, maka mengadu ke Mu'awiyah. Agar sama-sama enak, lebih baik menyendiri saja ke bukit sambil menggembala kambing.

Kedua, ada orang yang karena keadaannya lebih bagus tetap tinggal di dalam rumah dan mengunci diri secara total. Sama sekali tidak keluar rumah kecuali sangat wajib seperti shalat jum'ah. Shalat jamaah pun dilakukan di rumah bersama keluarga. Mereka menghindari ketemu manusia, apalagi ngomong-ngomong. Bisa kejebak dan berakibat fatal. Beberapa veteran perang Badar mengambil sikap seperti itu ketika fitnah besar melanda umat Islam yang mengakibatkan khalifah Utsman ibn Affan terbunuh.

Ketiga, ada orang yang karena kelihaiannya dia tetap hidup di di tengah-tengah masyarakat seperti biasa. Dia bisa membawa diri secara cantik dan bersabar ketika ditimpa fitnah. Sekecil apapun, jika dia pandang baik dan aman, maka dia lakukan. Dia memakai gaya hidup berstandar ganda, muka manis, dan bersahabat, tetapi hatinya membenci keburukan. Orang Syi'ah menyebut ini sebagai pola "taqiyah". Memang berdusta, tapi pada momen tertentu dimaaf, karena ada maslahah yang lebih besar.

Ketika kondisi umat Islam sangat kacau, seseorang datang ke Wahb ibn Munabbih (ahli kitab senior yang sudah tercerakan) dan mengadu: "memperhatikan kekacauan kaum muslimin macam ini, saya ingin mengasingkan diri saja dan tidak ingin bergaul dengan mereka".

Wahb menjawab: "Oh jangan, jangan kamu lakukan itu. Tetaplah hidup bersama masyarakat. Mereka itu manusia yang membutuhkan kamu, seperti kamu juga membutuhkan mereka. Buatlah mata kamu buta, tapi bisa melihat. Buatlah telinga kamu tuli, tapi bisa mendengar. Buatlah lisan kamu bisu, tapi bisa bicara".

Lelaki itu mengerti dan menurut. Pesan Wahb ibn Munabbih ini berdasar pemikiran, bahwa berdakwah, membaikkan perilaku masyarakat itu harus terus-menerus dilakukan dan tidak boleh kosong. Tidak masalah berapa pun hasilnya. Sebab manusia hanya kewajiban berdakwah saja, sedangkan hasil itu mutlak otorita Tuhan.

Keempat, ini langkah pamungkas. Saat menghadapi kondisi kritis macam itu, seperti ashabul kahfi yang terkurung dalam goa, bisa pula tertindas oleh siapa pun atau apapun, atau seseorang sedang berperan ganda, maka bersungguh-sungguhlah menengadahkan tangan ke hadirat Allah SWT, berserahlah secara total kepada-Nya. Tidak ada yang tidak beres di hadapan-Nya.

"Rabbana atina min ladunk rahmah wa hayyi' lana min amrina rasyada". Doa pemuda goa ini didengar Tuhan dan keajaiban-keajaiban terjadi. maka, biasakan men-download keajaiban tuban, utamanya SAAT KRITIS.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video