Jelang New Normal, Gubernur Khofifah Ajak Media Sosialisasikan Lebih Masif Protokol Kesehatan
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Devi Fitri Afrianti
Kamis, 09 Juli 2020 18:35 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak komunitas pers menguatkan partipasinya dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan menyosialisasikan lebih masif penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat luas.
Seperti di antaranya menggunakan masker atau face shield beserta manfaatnya, cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, dan sebagainya.
BACA JUGA:
Pesan Adhy Karyono saat Buka Rakerprov KONI Jatim 2024
Hari Pers Nasional 2024, Pj Bupati Jombang Raih Penghargaan Creative Regional Head dari PWI Jatim
Malam Puncak Hari Pers Nasional, Pj Gubernur Jatim Terima Prapanca Award 2024
Adhy Karyono Pastikan Komitmen Pemprov Jatim Terhadap Pelestarian Hutan
“Masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat menggunakan masker serta face shield dan juga belum mengetahui fungsinya. Karena itu, teman-teman media saya mohon terus menyosialisasikannya langsung ke masyarakat,” kata Khofifah saat menjadi keynote speaker dalam acara Media Gathering, di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jalan Darmo Surabaya, Kamis (9/7).
Acara media gathering tersebut mengambil tema “Penanganan Covid-19 dan Kesiapan Jawa Timur dalam Memasuki New Normal Life: Strategi Komunikasi Publik, Saran, dan Masukan Insan Media”.
Menurut Khofifah, media merupakan salah satu elemen dari pentahelix yang saling mensupport untuk menyosialisasikan berbagai hal. Termasuk dalam hal penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan masyarakat.
“Kembali kita sampaikan, pentahelix harus turun ke masyarakat dan terlibat aktif. Berarti kalau pentahelix ada awak media di dalamnya. Ada kampus di dalamnya, ada masyarakat berada dalam garda terdepan, ada pemerintah dan ada private sektor,” terang Khofifah.
Untuk menjelaskan perubahan perilaku, lanjutnya, dengan perspektif melindungi bukan hal yang mudah. Sosialisasi harus terus dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan sesuai dengan bahasa, adat dan budaya masyarakat.