Tafsir Al-Kahfi 25-26: Wakil Presiden Setuju RUU-HIP? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 25-26: Wakil Presiden Setuju RUU-HIP?

Editor: Redaksi
Minggu, 02 Agustus 2020 22:39 WIB

KH. Ma'ruf Amin. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Makanya, dulu ada seorang kiai dari Solo tertarik dan dengan lugunya masuk PKI. Benar, kerja sosialnya bagus, karena mensejahterakan umat. Kayaknya, beliau wafat sebelum PKI berubah haluan dan melenceng jauh, menjadi kendaraan politik bagi kaum ateis, pengingkar Tuhan dan jahat. Allahumm ighfir lah.

Dan PKI benar-benar menjadi partainya kaum kafir, pengingkar Tuhan yang sangat jahat memusuhi umat islam, utamanya kaum santri, disiksa, dibunuh, dan dibantai secara biadab. PKI juga mengkhianati negeri ini, memberonkan dan menggulingkan, tapi Tuhan menyelamatkan. Ingat peristiwa Madiun dan G30S/PKI, lalu dibubarkan dan hingga sekarang ketetapan pembubaran itu masih berlaku.

Apa yang bisa diambil dari tragedi RUU HIP ini? Sesuai pesan ayat studi, kita mesti "Abshir, Asmi’".

Pertama, ternyata benih-benih PKI itu kini sangat mengakar hingga bisa masuk ke gedung DPR, bahkan mungkin di pemerintahan kita. Buktinya, pemerintah tidak langsung mengkritisi RUU HIP itu. Setelah diprotes besar-besaran, baru meminta penundaan. Mudah-mudahan ini bukan sikap keterpaksaan atau kepura-puraan.

Kedua, sesungguhnya dengan mudah kita bisa melacak orang-orangnya. Cukup dilihat dari mana ide pertama kali, siapa inisiatornya, siapa pula yang mengonsep RUU ini. Pasti lahir dari personal duluan. Dia kan sudah tahu, bahwa Tap MPRS itu masih berlaku. Lho kok nekat.

Ketiga, kenekatan adalah warning bagi kita. Bahwa dia pasti tidak sendirian. Mereka adalah komunitas tak terlihat yang pasti sudah memperhitungkan segala-galanya dengan matang. Termasuk risiko terparah yang mungkin terjadi, sekaligus jalan keluarnya.

Ketiga, apa yang disampaikan pemerintah melalui dua menterinya adalah penundaan, bukan pembatalan. Hal mana hanya soal waktu saja dan suatu ketika akan dilanjutkan.

Versi wakil presiden yang kiai itu, karena pemerintah lebih fokus dulu menangani Covid-19. Mudah-mudahan ini bukan isyarat, bahwa kiai juga setuju RUU-HIP itu dilanjutkan, cuma tidak sekarang.

Tafsir Aktual ini serius menginginkan, RUU-HIP harus dibatalkan selamanya. Karena hanya keledai saja yang terperosok dua kali ke dalam lubang yang sama.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video