Tafsir Al-Kahfi 37-38: Musyrik Itu Kayak Punya Dua Paspor
Editor: Redaksi
Kamis, 19 November 2020 11:52 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
37. Qaala lahu shaahibuhu wahuwa yuhaawiruhu akafarta bialladzii khalaqaka min turaabin tsumma min nuthfatin tsumma sawwaaka rajulaan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?
38. Laakinna huwa allaahu rabbii walaa usyriku birabbii ahadaan
Tetapi aku (percaya bahwa), Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.
TAFSIR AKTUAL
Melihat saudaranya yang kaya dan congkak, sukanya membanggakan harta dan anak, laki-laki itu menasihati agar tidak mengkufuri Tuhan yang menciptakan dirinya dari tanah. Artinya, bahwa manusia tidak ada apa-apanya, jika Tuhan tidak berkenan mencipta.
Bagaimana mungkin sekadar air mani yang menjijikkan. Jika dibiarkan, maka rusak. Tapi kalau ditanam di rahim ibu, maka tumbuh menjadi bayi. Pakai teknologi apa Tuhan ini?