Tafsir Al-Hijr: Cangkrukan Malam Paling Disukai Setan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr: Cangkrukan Malam Paling Disukai Setan

Editor: Revol
Jumat, 06 Februari 2015 18:25 WIB

Ilustrasi. foto: almanar.co.id

"sudahlah, istirahat sebentar, jaga baik-baik kesehatanmu, beri hak istirahat untuk mata, pikiran dan tubuhmu, itu amanat agama. Segera tidurlah dan nanti bangun malam".

Seperti manusia kebanyakan, karena perut kenyang, badan lelah, tidurpun jadi lelap. Saat itu, syetan terus-menerus meniupkan kelelapan hingga datang waktu Shubuh, barulah sang sufi terbangun.

"astaghfirullah al-Adhim". Sang sufi menyesali diri. Tak mau kehilangan buruan, setiap kali sang sufi menyesali karena tidak bertahajud malam, Syetan segera meredam dan membisik.

"tidak apa-apa, toh hanya sesekali saja dan tidak terus-terusan. Wajarlah, anda kan manusia, bukan malaikat dan bukan pula nabi. Masih banyak amalan istiqamah yang dulu-dulu anda lakukan".

Pada pertemuan berikutnya, sang sufi lebih semangat. Kali ini ada tujuan lain yang terselubung. Pertama, silatur-rahim. Kedua, mudzakrah, diskusi ilmu agama dan ketiga, ingin menikmati makanan kesukaan. Di sinilah, kemurnian niat sang sufi mulai tercemari oleh nafsu makan malam. Akibatnya, tidur makin lelap dan akhirnya sang sufi sering meninggalkan munajah dan shalat tahajujd. Syetan sukses memainkan tehnik penggodaan super canggih: tazyin dan ighwa'.

Apalagi terhadap insan seni, Seni sangat efektif untuk membelokkan amal bagus menjadi hampa dan tidak disukai Tuhan. Sebut saja seni membaca shalawat Nabi. Membaca shalawat adalah amal ibadah yang diperintah agama. Siapa yang bershalawat sekali, maka Nabi akan membalasnya 10 kali.

Persolannya kini, kualitas shalawat macam apa yang diterima Nabi?. Tentu yang bagus, khusyu' dan ikhlas. Tidak mungkin shalawat campur kengengesan diterima, tidak mungkin dengan egal-egol nabi sudi menaggapi. Banyak orang yang dalihnya membaca shalawat, tapi sejatinya bernyanyi dan mencari uang.

Rumusannya begini: bila musik lebih diperhatikan ketimbang kekhusyu'an hadir di hadirat Nabi, berarti lebih cenderung bernyanyi. Waspadalah, syetan sangat lihai memerankan tehnik tazyin dan ighwa' dalam menggoda manusia. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video