​Adu Dalil Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Istihalah dan Ihlak Tertangkal oleh Intifak | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Adu Dalil Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Istihalah dan Ihlak Tertangkal oleh Intifak

Editor: Tim
Wartawan: Rochmad Aris
Minggu, 28 Maret 2021 07:35 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.COM

Menurut Kiai Asep, intifak itu tak bisa dihilangkan. “Buktinya apa? Jadi ! Tanpa ada pankreas babinya tak akan jadi . Keharaman intifak, baru pada pemikiran saja sudah haram, apalagi sudah ada realisasinya,” tegas kiai yang fasih bahasa Inggris dan bahasa Arab itu.

Kiai Asep mengingatkan bahwa Imam Syafii dan Imam Hambali mengajarkan istihalah atau perubahan bentuk dari benda najis menjadi tidak najis hanya berlaku pada tiga hal. “Pertama, ketika arak berubah secara alami (tidak direkayasa manusia) menjadi cuka,” kata Kiai Asep.

Kedua, kulit bangkai binatang yang disamak selain binatang babi dan anjing. Ketiga, anak ayam yang menetas dari telur yang dikeluarkan dari ayam mati tidak disembelih. 

Menurut Kiai Asep, alasan istihalah sangat terbatas. Tak boleh diobral. “Ini sangat bahaya. Karena bisa jadi pintu masuk semua produk olahan babi dihalalkan dengan istihalah. Karena semua produk babi pasti dengan cara istihalah semua, tidak mungkin gelondongan langsung berupa babi,” kata Kiai Asep yang saat pilpres aktif menggalang para kiai untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin serta kampanye hingga luar negeri.

Selain itu, kata Kiai Asep, juga berakibat pada mandulnya doa umat Islam. Karena, kata Kiai Asep, doa akan terkabul jika tubuh kita bersih dari makanan haram dan najis. Sedang babi masuk kategori najis berat (mughalladhah

Karena itu Kiai Asep melarang AstraZeneca disuntikkan pada para santrinya yang berjumlah sekitar 12.000 orang serta 1.000 lebih guru di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Bahkan, menurut Kiai Asep, untuk Amanatul Ummah hukumnya bukan lagi haraman mubahan liddlarurah. “Kalau di Amanatul Ummah haraman mutlaqan. Haram mutlak karena di sini tidak ada darurat. Sudah setahun lebih proses pembelajaran berjalan di Amanatul Ummah tapi tidak ada kasus santri yang terkena covid-19,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu. (ris)  

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video