BKKBN Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana di Pacet Mojokerto
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Rochmad Aris
Minggu, 02 Mei 2021 17:45 WIB
Menurut Anas, BKKBN masih mempunyai pekerjaan besar. Pertama, BKKBN harus dapat menekan angka stunting. Targetnya, angka stunting bisa turun menjadi 14 persen dalam satu tahun ke depan, dari angka saat ini 27,67 persen.
"Untuk itu, BKKBN harus berjuang keras dan ditantang mampu untuk meghimpun kekuatan masyarakat untuk bisa bekerja sama dan saling bersinergi. Tanpa itu, BKKBN tidak bisa bekerja sendirian," jelasnya.
Tantangan kedua, lanjut Anas, angka perceraian yang tinggi. Di Kementerian Agama tahun lalu tercatat masih ada sekitar 399 ribu pengantin muda yang minta cerai. Kemudian dalam 1 tahun terakhir naik menjadi 444 ribu. "Itu artinya sudah seperempat dari jumlah orang nikah," lanjutnya.
Tantangan ketiga, BKKBN juga harus menekan angka pernikahan usia dini, karena dapat mengakibatkan banyaknya perceraian serta akan mengakibatkan banyaknya stunting dan munculnya dengan mengakibatkan keluarga kurang berkualitas.
"Sehingga, tidak boleh tidak BKKBN harus mampu menekan angka pernikahan dini. Untuk itu, kedatangan saya ke sini, bersama BKKBN melaksnakan sosialisasi program Bangga Kencana bersama secara merata di seluruh Indonesia," jelas Abah Anas, sapaan akrabnya.
Sedangkan dr. Erni Gustina mengatakan, Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) adalah program yang bertujuan menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan. "Di mana program ini mengarahkan bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, mempunyai anak, mempunyai pendidikan sehingga terbentuk keluarga-keluarga yang berkualitas," tutur Erni.
Selain memberikan sosialisasi kepada peserta, BKKBN bersama Mitra Kerja juga memberikan sejumlah hadiah hiburan berupa kompor gas, rice cooker, dan setrika kepada perwakilan peserta yang hadir. (ris/ian)