​Buzzer, Radikalis Kristen vs Radikalis Islam | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Buzzer, Radikalis Kristen vs Radikalis Islam

Editor: MMA
Senin, 17 Mei 2021 18:27 WIB

M Mas'ud Adnan. foto: BANGSAONLINE.COM

Oleh: M Mas’ud Adnan --- Munculnya dan dalam media sosial (medsos) mengungkap realitas sosial keagamaan secara telanjang. Fenomena ini terlihat dari konten atau narasi yang diproduksi para dan . Umpatan kasar, tak beretika, jauh dari akhlak dan peradaban berhamburan tiap hari memenuhi panggung medsos. Konsekuensinya, narasi-narasi barbar itu – diakui atau tidak – menjadi bagian gelap dari wajah masyarakat dan pemerintah kita saat ini.

Wajah pemerintah dan masyarakat kita? Ya. Karena hanya pada era sekarang ini peradaban mulia bangsa Indonesia diruntuhkan dan dijungkirbalikkan oleh segelintir orang yang mencari makan lewat umpatan dan menyakiti orang lain yang bernama dan .

Faktanya, hingga sekarang, pemerintah – terutama kementerian komunikasi dan informatika Indonesia – tak berbuat apa-apa terhadap para perusak peradaban bangsa Indonesia itu.

Yang menarik, hampir semua pemeluk agama di Indonesia ambil bagian dalam dan . Ini mudah dimaklumi, karena sebelum muncul medsos, mereka tak punya saluran untuk mengepresikan watak aslinya yang sejatinya juga barbar. Media-media resmi dan mainstream - seperti surat kabar dan majalah - jelas tak mau memuat konten-konten kasar tak beradab dan tak berimbang (cover both side). Sebab media-media tersebut terikat dengan kode etik jurnalistik yang menjunjung tinggi etika, moral, dan peradaban.

Ada fenomena menarik dalam kasus dan ini. Jika kita cermati, dari semua penganut agama itu tampaknya yang paling dominan adalah kelompok Kristen dan Islam. Kristen yang mengklaim ajarannya cinta kasih ternyata para Kristen sangat sadis dan raja tega. Begitu juga klaim kelompok Islam yang rahmatan lil'alamin. Para nya sama sekali tak mencerminkan rahmat bagi semua alam.   

Maka wajar, jika mereka kita sebut radikalis Kristen vs Radikalis Islam. Karena dua kelompok radikal inilah yang paling banyak saling serang secara vulgar dan kasar.

Yang juga menarik, meski kelompok Kristen minoritas di Indonesia, tapi paling agresif menyerang kelompok Islam yang mayoritas. Bahkan artikel atau berita yang membahas masalah ibadah, tak terkait agama lain terutama Kristen, diserang oleh para radikalis Kristen.

Cermati saja konten mereka. Secara sadis dan keji mencerca dan mencaci figur-figur mulia seperti Nabi Muhammad SAW sebagai pedofil. Bahkan Allah SWT yang disucikan oleh umat Islam dihujat tanpa tedeng aling-aling.

Begitu juga sebaliknya. Para beragama Islam menghujat figur-figur yang disucikan oleh umat Kristiani. Tuhan kolor porno (hanya pakai celana dalam) tak berdaya adalah contoh olok-olok para beragama Islam kepada Yesus yang disalib.

Padahal tak ada satu pun “agama yang benar” – kecuali agama sesat – yang memperbolehkan pemeluknya mencaci figur mulia dan tuhan sesembahan agama lain.

Semua agama  – sekali lagi agama yang benar - pasti melarang pemeluknya mencaci agama lain, tuhan agama lain, dan nabi agama lain. Saya contohkan Islam. Dalam al-Quran Surat Al-An’am ayat 108 secara tegas Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."

Tapi mengapa masih ada pemeluk agama mencaci agama lain, nabi atau figur suci agama lain bahkan tuhan agama lain?

Ada beberapa kemungkinan. Pertama, karena mereka tak paham tentang ajaran agama yang dianutnya. Atau karena doktrin dari gurunya yang juga dangkal ilmu pengetahuan agamanya.

Kedua, karena mereka menganut agama yang salah. Sebab seperti saya tegaskan di atas, tak ada satupun “ajaran agama yang benar” memperbolehkan mengolok-olok, menghina dan merendahkan tuhan agama lain.

Ketiga, faktor politik. Para aktor politik – atau pengikut aktor politik- cenderung menghalalkan segala cara, bahkan sadis dan raja tega. Jangankan agama orang lain, agama sendiri pun dijadikan alat untuk meraih tujuan politiknya. Mereka adalah kelompok mata hati gelap. Mereka tega melakukan apa saja demi mencapai tujuan politiknya, termasuk menista dan menjual agamanya sendiri.

Nah, tiga kelompok ini banyak memiliki piaraan dan . Bahkan mereka sendiri adalah dan .

Celakanya, para dan itu memiliki media online yang tiap hari rajin memberitakan konten-konten para dan itu.

Cermati saja media-media online yang rajin mengutip konten-konten para dan . Media-media itu umumnya didirikan dan dibiayai oleh para dan . Atau paling tidak, pengelolanya memiliki hubungan kepentingan dan emosional dengan para dan itu.

Karena itu tak heran, jika konten dan narasi para dan itu selalu sadis, menyakitkan orang lain, tanpa logika dan akal sehat. Karena tugas mereka hanya mengacau dan menjatuhkan semua orang yang tak sesuai kepentingan mereka.

M Mas'ud Adnan, alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video