Tafsir Al-Hijr: Keikhlasan Ala Ayam dan Bebek | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr: Keikhlasan Ala Ayam dan Bebek

Editor: Revol
Selasa, 03 Maret 2015 13:33 WIB

Ilustrasi. foto: dakwatuna.com

Meski begitu, al-Qur'an menyuruh kita bercerdas-cerdas mengambil pelajaran, meski dari ayam. Semua ciptaan adalah berguna dan tidak ada yang sia-sia, "Rabbana ma khalaqta hadza bathila". Monggo ngaji keilhlasan model ayam dan bebek.

Sama-sama bertelor, tapi ayam selalu berterik-teriak ketika proses peneloran selesai, " kok kok petok, petok". Apa artinya itu?. Allah a'lam. Yang jelas, hal itu adalah pertanda bahwa si ayam sudah bertelor. Jika itu woro-woro, lalu apa tujuannya?. Terserah, dari sisi mana kita memaknai. Pertama, sebagai pamer prestasi. Induk ayam ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa dirinya adalah cewek sejati yang produktif dan tidak mandul. Hal itu untuk menarik perhatian pejantan bahwa kerja sama di bidang seksual selama ini tidaklah sia-sia.

Kedua, bisa jadi sebuah warning, agar tidak satupun ada yang menggangu telor yang sudah dikeluarkan. Tapi, bisa pula sebaliknya, yakni pengumuman keikhlasan, seolah berkata :"Hai, kini aku sudah bertelor, silakan memanfaatkan telor saya ini". Inilah yang kita ambil sebagi pelajaran ikhlas.

Tidak sama dengan bebek, telornya lebih besar dari pada telor ayam, tapi diam tanpa teriak dan woro-woro. Begitu bertelor, semua urusan diserahkan kepada Allah SWT, termasuk kelangsungan anak keturunannya nanti. Tidak tahu, siapa yang akan mengerami telor-telornya ke depan. Keihklasan bebek inilah yang kita teladani. Amalnya gede, tapi ditutup-tutupi. Mudah-mudahan Bupati, Gubernur, Presiden yang dulu woro-woro dan berjanji beramal bisa nyontoh keikhlasan ayam atau bebek termaksud.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video