Kejahatan Massal BLBI Rp 147,7 Triliun, Kini Siapa Target Yang Diuber? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kejahatan Massal BLBI Rp 147,7 Triliun, Kini Siapa Target Yang Diuber?

Editor: MMA
Selasa, 07 September 2021 07:12 WIB

Dahlan Iskan. Foto: ist

Mereka mendapat dua kemudahan:

1. Boleh melunasi utang BLBI dengan cara menyerahkan aset.

2. Mendapat potongan utang luar biasa besar. Ibaratnya utang Rp 100 boleh dibayar Rp 8.

Potongan sebesar itu dianggap wajar, saat itu. Di negara lain pun demikian. Yang penting krisis segera berakhir. Ekonomi segera bergerak kembali. -

Naiknya perekonomian secara nasional jauh lebih besar dari kerugian memberikan potongan itu.

Aset yang mereka serahkan ke negara itu dibagi ke dalam dua kelompok:

1. Kelompok aset yang dikelola BUMN (lewat perusahaan PT PPA). Jumlahnya tidak banyak.

2. Kelompok aset yang diserahkan ke Dirjen Kekayaan Negara.

Dengan bebasnya Sjamsul Nursalim, keinginan memenjarakan siapa saja akan gagal.

Maka Presiden Jokowi membentuk Satgas penagihan uang BLBI. Menko Polhukam, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menko Perekonomian masuk di dalamnya. Juga Menteri Keuangan serta Menkum HAM.

Satgas ini kuat sekali.

Tapi menagih yang mana lagi ya? Ada yang bisa membantu menjelaskan?

Demikian juga Tommy Soeharto. Apakah ia punya utang BLBI? la pemilik bank apa? Terkait Bank Pesona?

Bahkan Tommy ini dianggap yang tidak kooperatif. Dipanggil tidak datang. Baru di panggilan ketiga Tommy mengirim pengacara. Sang pengacara mengatakan: akan mengirim proposal penyelesaiannya.

Rasanya, seingat saya, Tommy tidak terkait dengan BLBI. Mungkin kredit lainnya. Atau soal pajak.

Pokoknya salut: siapa pun diuber.

Untuk uberan lainnya, apa lagi ya yang masih bisa diuber? Apakah aset-aset yang diserahkan dulu itu masih bermasalah? Belum sepenuhnya bisa dikuasai dirjen? Kenapa baru sekarang diurus? Bukankah itu sudah berumur 17 tahun?

Kenapa tidak dijual saja di sekitar tahun 2010? Ketika ekonomi lagi bagus-bagusnya dan harga aset lagi baik-baiknya? Atau dijual di tahun sekitar 2015? Yang ekonomi juga masih bagus?

Sebenarnya kita beruntung masih punya menteri keuangan yang berapa pun tahunnya orangnya masih sama. Dialah yang paling tahu semua itu. (Dahlan Iskan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video