Harga PCR, dari Rp 3 Juta Hingga Rp 300 Ribu, Lion Kulakan Rp 100 Ribu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Harga PCR, dari Rp 3 Juta Hingga Rp 300 Ribu, Lion Kulakan Rp 100 Ribu

Editor: MMA
Kamis, 04 November 2021 09:10 WIB

Dahlan Iskan

"Itu baru berlaku besok," jawabnya.

Berarti saya kecepetan satu hari. Ya sudah. Belum rezeki.

Yang paling senang atas penurunan tarif PCR itu tentu Garuda Indonesia dan Citilink. Terutama Citilink. Anak perusahaan Garuda ini masih mampu terbang di banyak jam dan di banyak rute. Sudah jauh mengalahkan bapaknya.

Surabaya-Jakarta, misalnya, Citilink sudah bisa terbang 13 kali sehari. Garuda tinggal 3 kali sehari.

Citilink memang mampu membayar BBM ke Pertamina. Juga mampu membayar cicilan dan sewa pesawat. Sedang Garuda sudah serba sulit. Bukan saja menghadapi Pertamina, tapi juga pemasok yang lain. Terutama pemasok onderdil. Yang kini hanya mau kirim barang kalau dibayar kontan.

Lion Air hampir tidak terpengaruh oleh penurunan tarif PCR itu. Lion sudah mampu ''menurunkan'' sendiri. Sejak tiga bulan lalu. Itu karena Lion membeli sendiri bahan-bahan dan peralatan PCR/Antigen. Lalu menyerahkannya ke poliklinik yang ia tunjuk. Yakni klinik yang sudah dapat izin tes Covid dari pemerintah.

Di klinik-klinik itulah –di banyak kota– Lion bisa memfasilitasi penumpangnya untuk PCR murah. Sudah Rp 275.000 sejak lama. Mungkin segera menjadi Rp 250.000. Agar tetap lebih murah dari ketentuan baru pemerintah. Begitulah ''bocoran'' yang saya dapatkan.

Selasa kemarin Lion sudah bisa menerbangkan 170 pesawat. Dengan jumlah penumpang sudah lebih 120.000 orang sehari itu.

Lion sudah hampir normal. Lion bisa curi start. Jakarta-Bali saja, hari itu, sudah 17 kali penerbangan. Dengan jumlah penumpang sudah melewati angka 6.000 orang.

Lion memang bisa kulakan PCR dengan harga normal: Rp 100.000 per kit. Tentu masih harus ditambah biaya-biaya lain: tenaga, ongkos kirim ke klinik-klinik, dan fee untuk klinik. Bisa jadi Lion justru masih bisa dapat untung dari PCR-nya yang murah.

Tentu Lion tidak bisa menetapkan harga terlalu murah –bisa dikerdipi kanan-kiri-atas-bawah.

Tentu ada juga yang kurang senang atas penurunan tarif PCR itu. Bukan soal murahnya. Tapi soal ''mengapa selama ini terlalu mahal''. Medsos begitu riuh-rendah mempersoalkannya.

Saya kutipkan salah satu saja –yang tajamnya masih tergolong masih biasa-biasa saja:

"Realitas yang melumpuhkan akal sehat..Dari 3 jt, 1,5 jt, 880 rb, 500 rb, 300 rb ....akhirnya 0". (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Artikel Berjudul Kanker Prostat

Mirza Mirwan

Gegara Bung Zuhri menyebut "kanker payudara Bulek saya", saya kembali teringat -- pernah saya ungkapkan di Disway -- betapa dulu (1977) saya pernah begitu jumawa "sanggup membayar berapapun beayanya asalkan ibu saya yg menderita kanker payudara stadium 4 bisa diselamatkan". Dan saya merasa ditonjok dada saya ketika Dokter Ong -- salah satu dari hanya dua dokter ahli bedah di Solo waktu itu -- memegang pundak saya seraya berkata: "Sekiranya dengan uang hidup seseorang bisa diperpanjang, orang seperti Rockefeller dan Onasis tidak akan pernah mati, Dik." Tiga bulan setelah operasi ibu saya meninggal dalam usia sangat muda, 39 tahun. Saya baru 20 tahun ketika itu. Tetapi saya ikhlas.

Diet

Pak SBY mengidap kanker prostat. Maka media membahas dari a-z tentang : riwayat kesehatan pak SBY, dan juga seluk beluk kanker prostat : gejala, faktor resiko dan cara menghindari. Konon, faktor keturunan dan kegemukan adalah salah dua faktor resiko munculnya kanker. Mong ngomong kegemukan, sy jadi inget sopir taxi express yg ditumpangi pak DIS dulu, yg di "challenge" pak DIS utk menurunkan berat badan dan jika berhasil akan mendapatkan reward. Bagaimana kabar challenge tersebut? Kok ga ada update?

Ahmad Zuhri

Masak sih.. kl menurut saya bayang2 ýg menakutkan ya mantan yg mau kembali huhuhu...

Dhipa D

Bayang bayang yg menakutkan bagi pria itu bukan wanita jelita....tapi bayang bayang penyakit prostat l

Anak Alay

wooo . .. . Leong khan masik muda belia , ndak ngêrti problem prostat , Mbah Mars mungkin lebih paham , bahwa pembengkakan prostat ato sampé kangker prostate mempengaruhi hubungan suami - istri , mangsudnya bukan hubungan batin . .. . tapi hubungan lahir . .. . kenapa disebut hubungan lahir , krena klo masik muda resiko hubungan lahir adalah melahirkan . .. .

CecepS

saya ini pekerja dilapangan pengebiran minyak .. pekerja rig .. bejerja unschedule .. kadang 4 minggu di lokasi .. dihutan atau di offshore .. off dirumah kadang hanya seminggu .. pas off pas istri datang bulan... ..nah ada bbrp temen rekan kerja yg kena sakit prostat .. kata orang .. itu karena pipa nya gak pernah di sirkulasi .. srkulasi adl istilah proses pemberdihsn lubang sumur dengan lumpur pemboran .. ..benarkah demikian ????...

Buzzer NKRI

Dokter Indo tidak kalah pintar dg dokter luar negeri, setuju.... tapi etos kerja sangat-sangat jauh berbeda kalau saya jadi pak SBY saya juga akan ke luar negeri nasionalisme perlu tetapi bukan membabi-buta untuk hal yg penting apalagi kalo menyangkut nyawa atau mungkin nasionalisme saya belum terlalu tinggi (buta)........ semoga cepat sembuh pak SBY........

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video