Konversi LPG ke Kompor Induksi, Program PLN agar Subsidi Energi Tepat Sasaran
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Diyah Khoirunnisa
Jumat, 10 Desember 2021 16:41 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - PLN mengusung program konversi dari kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke kompor induksi untuk meningkatkan demand listrik dan memangkas defisit neraca perdagangan. Program ini juga bertujuan menyelesaikan permasalahan subsidi energi yang selama ini dinilai kurang tepat sasaran.
Sebab, selama ini, subsidi energi yang dikeluarkan pemerintah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Subsidi energi naik rata-rata 3,7 persen setiap tahun dan diperkirakan pada 2022 alokasi subsidi energi naik 4,3 persen dibandingkan 2021.
BACA JUGA:
PLN Nusantara Power Kenalkan Masyarakat Tuban Program Satria Padu
Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Proyek PLN Tak Punya Amdal dan Menabrak Tata Ruang, Aktivis: Hentikan Sebelum Perizinan Tuntas
Sumenep Gunakan Energi Bersih Lewat REC
Alhasil tahun depan kenaikan subsidi energi diperkirakan menjadi Rp 134 triliun. Subsidi energi ini terdiri dari subsidi jenis BBM tertentu dan LPG Tabung 3 kilogram (kg) sebesar Rp 77,54 triliun, serta subsidi listrik sebesar Rp 56,47 triliun.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono menyebutkan, sekitar 65 persen dari subsidi LPG yang menikmati bukan kelompok miskin atau rentan miskin. Sehingga subsidi tersebut tidak tepat sasaran dan tidak efektif.
Sementara Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan Bob Saril menyebut, selama ini metode penyaluran subsidi dalam bidang kelistrikan terbukti paling efektif dibandingkan subsidi energi yang lain.
Karena itu, dia mengapresiasi konversi kompor LPG ke kompor induksi, meski membutuhkan daya listrik yang cukup besar. "PLN sudah mulai mengkaji mekanismenya untuk pelanggan yang disubsidi. Sehingga, masyarakat kurang mampu juga akan mendapatkan manfaat dari program konversi ke kompor induksi," kata Bob.