“Ada permintaan dari Singapura, tapi kami tidak memahami regulasinya. Semoga pemerintah bisa memberikan bantuan agar kesemek asal Kota Batu semakin dikenal tak hanya di Indonesia, tapi juga mancanegara,” harapnya.
Adapun untuk perawatan pohon, Momon mengaku tidak pernah memakai bahan-bahan kimia. Ia pun berani memberikan jaminan bila kesemek rawatannya adalah buah organik, sehingga aman dikonsumsi.
“Tidak pernah pakai bahan kimia. Jadi setelah diambil dari pohonnya, kita olah dengan campuran bahan makanan, jadi buahnya pasti aman dan sehat saat dikonsumsi,” urainya.
Terpisah, pengusaha buah kesemek glowing lainnya, Maman membenarkan inovasi baru tanpa bedak itu membuat kesemek langsung naik daun. Seminggu, ia bisa melayani pengiriman hingga 1 ton ke beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Riau.
“Kesemek glowing memiliki peluang besar masuk supermarket, dan itu sudah terbukti. Begitu juga dengan ekspor ke luar negeri. Tapi ada kendala, yaitu standar kualitas yang diminta pasar luar negeri,” ujar Maman.
Kendala lain yaitu masih terbatasnya hasil panen yang ada, padahal permintaan cukup banyak. Rata-rata petani hanya memiliki 1 sampai 20 pohon. Dia mengaku bisa mendapat stok aman hanya di bulan Mei – Juli karena memang kesemek merupakan buah musiman.
“Untuk memenuhi permintaan, kita cuma bisa mengandalkan pada pohon yang sudah ada sejak zaman Belanda atau pohon baru yang masih berusia sekitar 10 tahunan. Hasil setiap pohon juga berbeda, tergantung usianya. Pohon tua peninggalan zaman Belanda sekali panen bisa mencapai 500 kilogram. Kalau pohon baru usia 10 tahunan maksimal 100 hingga 200 kilogram,” jelasnya.
Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, membenarkan bila ada 2 warganya yang tengah getol memasarkan kesemek glowing karena memiliki pangsa pasar yang menjanjikan. Bahkan ia berencana menjadikan kesemek glowing ikon buah baru asal Tulungrejo selain apel dan jeruk, untuk mewujudkan agrowisata.
“Desa akan mendukung total, karena terobosan baru ini sangat menjanjikan dan bisa memberikan dampak perekonomian untuk warga atau petani. Kita akan terus melakukan pendampingan dan membantu mempromosikannya ke semua kalangan,” pungkasnya. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News