Hindari Kecelakaan Sepeda, ISSI Kota Batu bersama Stone City Rider Gelar Pelatihan Kegawatdaruratan

Hindari Kecelakaan Sepeda, ISSI Kota Batu bersama Stone City Rider Gelar Pelatihan Kegawatdaruratan Suasana ketika pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Sederhana Olahraga Bersepeda di Balai Kota Among Tani Kota Batu.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Kota Batu bersama menyelenggarakan pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Sederhana Olahraga Bersepeda di . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa jika terjadi insiden dalam .

Pemateri kegiatan, Ivan Andrianto, mengatakan bahwa dalam kondisi kedaruratan yang mungkin dialami oleh para pecinta olahraga ekstrem, dibutuhkan satu hal yakni ABC, memeriksa Air Way (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Circulation (sirkulasi darah) korban yang mengalami kecelakaan bersepeda. Dokter yang juga anggota komunitas gowes Healthy Bike ini menjelaskan, untuk mengetahui kondisi korban, orang-orang di sekitarnya harus melakukan look, listen, dan feel.

“Seperti lihat mulutnya dan hidungnya, apa tersumbat darah atau tidak, kemudian mendengarkan suara pernafasan korban dan merasakan urat nadinya,” ujarnya, Rabu (2/2).

Menurut dia, prinsip ABC adalah hal yang harus dikuasai oleh atlet, wali atlet, pelatih, pengawas bike park hingga panitia dan ini merupakan prinsip pertolongan pertama kegawatdaruratan. Setelah itu pastikan tidak ada masalah dengan tulang leher korban, karena itu disarankan untuk menyiapkan cervical coral atau penyanggah leher.

“Ketika terjadi hal kegawatdaruratan, bebaskan jalan nafas dulu. Jangan panic, ingat A, intinya pastikan korban bisa bernafas dulu. Kalau tidak cervical coral, gunakan potongan kardus sebatas leher juga bisa digunakan, itu saja sudah aman,” paparnya.

Para atlet, operator bike park, dan penghobi sepeda mengikuti kegiatan ini dengan antusias, karena agenda tersebut dilaksanakan bukan hanya secara teori namun juga dilakukan secara praktek. Mulai praktek melakukan pertolongan pertama saat pembalap jatuh hingga memasang bidai atau cervical coral.

Sementara itu, panitia pelaksana dari , Agus Setiawan, menyebut kegiatan yang dilaksanakan ini untuk mengedukasi agar para atlet, penghobi bersepeda, dan operator bike park mengetahui bagaimana memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan sederhana ketika terjadi insiden.

“Tujuannya untuk memberikan pembekalan kepada pelaku olahraga ekstrem, agar penanganan pertama pada kecelakaan benar-benar seperti diharapkan medis, tepat guna dan harapannya bisa menyelamatkan korban dan tidak ada pembiaran,” kata Agus.

"Lewat pengetahuan dasar ini, diharapkan semua memiliki pengetahuan dasar penanganan pertama pada kecelakaan yang efektif dan benar. Bukan tidak mungkin kecelakaan terjadi, karena medan yang dilalui memang ekstrem, karena itu butuh bekal pengetahuan agar semua safety,” ucap Agus. (adi/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO