Kiev Belum Jatuh, Ramzan A Kadyrov Gemes, Siapa Dia? Kok Berani Tumpas Wahabi dan ISIS

Kiev Belum Jatuh, Ramzan A Kadyrov Gemes, Siapa Dia? Kok Berani Tumpas Wahabi dan ISIS Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.comPerang Rusia -Ukrania sudah empat hari berlangsung. Tapi Kiev, ibu kota Ukrania, belum juga bisa dikuasai Rusia. Ramzan Akhmadovich justru gemes. Tak sabar. Loh, bukankah dia Presiden Chechnya. Kenapa dia yang tak sabar. Benarkah dia telah menumpas Wahabi dan akan menumpas ISIS?

Simak tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE.com pagi ini, Senin 28 Februari 2022. Selamat membaca:

EROPA kian kompak di belakang Ukraina. Anda juga sudah tahu: Amerika-Eropa sudah kian menyatu. Kiev, ibu kota Ukraina, belum juga jatuh. Kemarin sore. Entah tadi malam waktu sana. Saat Anda membaca Disway jam 04.00 pagi ini di sana masih jam 11.00 malam. Serangan frontal biasanya menjelang subuh.

Sudah empat hari perang. Kiev belum jatuh. Menurut Rusia, itu untuk menghindari jatuhnya korban dari pihak sipil. Sedang menurut Barat, itu sebagai bukti bahwa tentara Ukraina memberi perlawanan yang serius.

Yang terlihat gemes justru tokoh satu ini: Ramzan Akhmadovich .

Ia terus mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin: untuk diizinkan memberangkatkan tentara dalam jumlah besar dari daerahnya: Chechnya.

Ramzan tidak sabar Ukraina tidak segera jatuh. Sejak lama Ramzan berpendapat Ukraina harus direbut. Sejak dulu: Ukraina membahayakan Rusia.

Ramzan itu seperti Putin: bongol. Jagoan. Ia memang nge-fans berat ke Putin. Di antara seluruh pimpinan negara bagian di federasi Rusia, Ramzan-lah yang paling loyal ke Putin.

Ramzan putra seorang ulama besar Chechnya: Ahmad Khadzhi Abdulkhamidovich . Sang ayah bergelar mufti besar Islam Chechnya. Akhmad lulusan pesantren Bukhara, Uzbekistan, dekat makam Imam Bukhari, perawi hadis paling dipercaya.

Ahmad meninggal tahun 2004: bom meledak di dekat tempatnya duduk di acara besar di Chechnya.

Waktu itu baru berumur 28 tahun. Ia bertugas menjadi ajudan dan sopir sang ayah. Ia bersumpah akan menumpas seluruh jaringan pembunuh ayahnya. "Akan saya tumpas sampai sel yang paling akhir. Sampai saya mati atau masuk penjara," sumpahnya. Ia pimpin gerakan pemuda anak negeri. Ia buktikan ucapannya itu.

Setahun kemudian adik perempuannya diculik. Ia kerahkan ratusan anak-buahnya untuk mengepung tempat penculikan. Sang adik dibebaskan disertai pesta ledakan senjata api ke udara.

Kalau saja umurnya sudah 30 tahun, Kayirov akan dilantik langsung menggantikan ayahnya: sebagai Presiden Chechnya. Sambil menunggu cukup umur, ia diangkat menjadi wakil perdana menteri pertama. Tapi kekuasaan negara praktis ada di tangannya.

Begitu berumur 30 tahun, Presiden Chechnya mengundurkan diri. menjadi Presiden Chechnya, tanpa gelar mufti.

Tindakan pertama yang ia lakukan adalah: membangun masjid baru. Yang harus terbesar. Yang harus di pusat kota Grozny, ibu kota Chechnya, yang paling pusat. Bangunan lama yang strategis di situ harus diruntuhkan untuk masjid. Luas tanahnya harus mencapai 14 hektare, sekalian untuk sekolah tinggi Islam.

Dalam waktu singkat masjid itu jadi: bermenara empat, setinggi 160 meter. Desainnya dimiripkan dengan Blue Mosque Istanbul. Yang diminta meresmikan: Imam masjid Konya, dari kota kelahiran Maulana Rumi, Turki.

Langkah keduanya sebagai presiden Chechnya: minta agar jabatan presiden itu dihapus. Diganti saja dengan jabatan ''ketua''.

"Tidak boleh banyak presiden di Rusia. Presiden harus hanya satu: Putin," katanya.

Pemerintah pusat pun setuju. Semua jabatan presiden di negara bagian dihapus. Banyak presiden yang sewot dengan usul ini, tapi apa boleh buat.

secara resmi mengumumkan bahwa istrinya tiga: Medni Musaevna a, Fatima Khazuyeva, dan Aminat Akhmadova.

Dua anak lelaki hafal Quran. Demikian juga dua anak perempuannya. Yang perempuan itu bahkan ikut lomba pelajar paling cerdas se-Rusia.

Putin sangat sayang pada keluarga ini. Ketika sang ayah tewas, Putin melayat secara pribadi. Sampai ke makam Akhmad.

Putin juga menggelontorkan dana pusat sangat besar ke Chechnya. Itu karena memiliki program membangun kembali Chechnya dari keruntuhan ekonomi akibat perang.

juga mendeklarasikan Chechnya harus menjadi negara termakmur dan teraman di dunia.

Ia tumpas habis gerakan bersenjata di Chechnya. "Sekarang ini tinggal ada 150-an bandit di seluruh Chechnya," katanya. "Selebihnya sudah kami tumpas," tambahnya.

Ia biasa memberi gelar bandit kepada lawan-lawannya. Sedang yang disebut ''bandit'' itu sering menyebut diri mereka jihadist atau pejuang Islam.

Ayah-anak Akhmad- ini lambang pemeluk Islam aliran Sunni. Sedang yang disebut ''bandit'' tadi umumnya dari aliran Wahabi –banyak datang dari luar Chechnya.

Mereka itu awalnya menjadi satu barisan: sama-sama melawan pemerintah pusat Rusia yang lagi runtuh. Gerakan minta merdeka memang terjadi di mana-mana, seiring dengan rontoknya Uni Soviet. Termasuk di Chechnya.

Presiden Rusia –sebelum Putin– Boris Yeltsin menggempur Chechnya habis-habisan. Tidak boleh merdeka. Perlawanan dari Chechnya juga habis-habisan. Ini dianggap perang Islam lawan komunis.

Setelah itu terjadi keretakan. Golongan Wahabi dianggap semakin mendominasi Chechnya. Budaya Chechnya yang Sunni terasa kian tersisih.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO