Hadiri Haul Akbar Desa Pereng Kulon, Bupati Gus Yani: Jangan Lupakan Jasa Pendahulu

 Hadiri Haul Akbar Desa Pereng Kulon, Bupati Gus Yani: Jangan Lupakan Jasa Pendahulu

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Fandi Akhmad Yani menghadiri haul Akbar Sesepuh Dusun Pereng Kulon, Kecamatan Bungah, Kamis (10/3/2022) malam.

Sejumlah politisi dan tokoh masyarakat (tomas) juga hadir. Di antaranya, Sekretaris DPC PDIP yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Gresik , Kepala Desa Melirang Muhammad Muwaffaq, Camat Bungah Munir, Ketua MWC NU KH Ali Murtadlo, Pengasuh Ponpes Al-Miftah KH Muhammad Zainuri Makruf (Gus Zein), dan sejumlah tokoh lain.

Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai

(NU) Ketua Panitia menyatakan, haul akbar sesepuh Desa Pereng Kulon digelar masyarakat Dusun Pereng Kulon, Desa Melirang, Kecamatan Bungah untuk mendoakan para pendahulu. Haul juga sebagai bentuk mengingat jasa-jasa para pendahulu desa yang telah banyak berjuang untuk memberikan warna terhadap kemajuan desa.

"Kegiatan ini bentuk rasa terima kasih warga atas jasa-jasa yang telah disumbangkan para pendahulu untuk desa," ucap kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (11/3/2022).

Menurut NU sesepuh desa itu ialah Mbah Hasan Dipuro, Mbah Idris, Mbah Buyut Mandel, Mbah Legi, Mbah Asyaribah', dan Nyai Sendang Kamulyan.

Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024

Bupati dalam sambutannya mengatakan, peringatan haul sejatinya merupakan momentum mendoakan para pendahulu dan mengenang kembali jasa-jasa yang telah ditorehkan. Sehingga menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan generasi penerus.

"Substansi haul adalah mendoakan para pendahulu kita, berharap mendapat sebuah keberkahan dari Allah SWT. Kita tidak boleh melupakan sejarah para pendahulu, karena berkat jasa-jasa beliau, kita banyak belajar tentang kejayaan di masa lampau," ucap Bupati.

Ia lantas mengutip ucapan Presiden RI Pertama Soekarno (Bung Karno) yang berbunyi "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya".

Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik

Bupati mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa merawat tradisi dan melestarikan budaya sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu.

"Selain untuk menjaga tradisi, juga harus dipelajari, baik silsilahnya seperti apa, maupun perjuangannya seperti apa, agar bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat," tutur .

Kepala Desa Melirang Muhammad Muwaffaq menerangkan, tradisi peringatan haul sesepuh desa sudah dijalankan masyarakat selama turun-temurun. Menurut dia, ada 15 makam sesepuh yang mengelilingi Desa Melirang.

Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029

"Sudah lama sekali dijalankan rutin setiap tahun oleh warga, dan di sini ada 15 makam sesepuh yang mengelilingi desa dan masing-masing makam biasanya diperingati haul oleh warga dusun sekitar," katanya.

Berdasarkan cerita sejarah masyarakat setempat, makam-makam sesepuh Desa Melirang memiliki karomah masing-masing. Makam Mbah Buyut Guci misalnya, ketika banjir makam tidak bisa tergenang air. Padahal, kanan kiri makam dengan posisi sejajar sudah tergenang air.

"Itu saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, ketika banjir makam Mbah Buyut Guci tidak tergenang air, padahal makam-makam sebelahnya sejajar dan sudah tergenang," bebernya.

Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Minta TAPD Tak Sodorkan Draft KUA PPAS yang Belum Rampung

Makam para sesepuh yang lain oleh masyarakat luar Desa Melirang diyakini memiliki keistimewaan dan bisa membawa keberkahan tersendiri. Seperti Makam Mbah Maqbul, konon ketika masyarakat dari luar desa bahkan luar kabupaten memiliki hajatan, pernikahan dan lain sebagainya mereka akan berdatangan untuk berziarah.

"Katanya orang-orang sana (yang sudah pernah berziarah, red) kalau gak sowan bisa mambu (bau) dan semacamnya, saya juga gak tau, tapi banyak yang ziarah ketika memang mereka punya hajatan tertentu," tandasnya.

Muwaffaq berharap, peringatan haul sesepuh desa ini dapat terus dijalankan oleh warga. Selain menjaga tradisi, acara ini juga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Noto Jelaskan Mekanisme Konfercab PDIP, DPD dan DPP Punya Wewenang Penuh Tentukan KSB

"Kalau acaranya semakin meriah kan nanti banyak warga yang berjualan. Itu artinya membawa dampak positif membangkitkan ekonomi masyarakat, karenanya tradisi ini harus terus dijaga dan dilestarikan," pungkasnya. (hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO