Cak Imin Sebut Yahya Staquf Gak Ngaruh pada PKB, Ketua PBNU: Arogan, Panik, Baper

Cak Imin Sebut Yahya Staquf Gak Ngaruh pada PKB, Ketua PBNU: Arogan, Panik, Baper Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Hubungan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa () () dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama () Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mulai memanas. Ini setelah mengatakan bahwa tak punya pengaruh di .

"Semua lembaga survei (menyebut) pemilih adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum ngomong apa aja terhadap , enggak ngaruh sama sekali," kata dalam acara "Ngabuburit Bersama Tokoh" CNN Indonesia TV, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga: Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mojokerto Gelar Reses di Desa Kintelan

Dikutip CNN, mengungkapkan bahwa punya dukungan 13 juta orang. Mereka adalah para pendukung solid.

Menurut , dukungan massa di akar rumput bisa menyukseskan pada 2024. Bahkan yakin modal massa tersebut semakin besar jika dirinya mencalonkan sebagai presiden.

Yang ia khawatirkan justru kondisi ekonomi yang saat ini menyulitkan . "Ketika krisis begini, pemilu, ya sudah yang punya uang yang menang. Berat buat partai saya," kata . Itulah kenapa mengajukan wacana penundaan pemilu yang kemudian dikecam ramai-ramai oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Baca Juga: Tegaskan Tetap Banom NU, Pengurus Cabang Jatman Tuban Dukung Penuh Kongres XIII Pusat di Boyolali

Ternyata pernyataan itu mendapat reaksi keras dari Ketua Ishfah Abidal Aziz. Ia menganggap arogan.

"Saya terus terang merasa heran, kaget dengan Ketum tiba-tiba kehilangan akhlak komunikasi," ujar Ishfah kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/5/2022).

"Kita melihat ada arogansi Muhaimin sebagai Ketum dalam pernyataan tersebut, justru ini sangat tidak baik," tambah Alex, panggilan Ishfah Abidal Aziz, yang juga Stafsus Menteri Agama.

Baca Juga: Anggota Fraksi PKB di Jatim Diinstruksikan Perangi Judi Online

(Ketua Ishfah Abidal Aziz. Foto: twitter)

Menurut Ishfah, pernyataan itu mengabaikan peran dalam perkembangan politik . Selama ini, kata Ishfah, lumbung suara terbesar adalah warga NU. Ishfah justru menilai, timbal balik yang diberikan oleh terhadap tidak sebanding sama sekali.

"Selama ini NU memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perolehan suara , dan itu sangat tidak sebanding dengan apa yang didarmabaktikan ke NU. Sangat tidak sebanding," kata Alex.

Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo

Menurut Alex, seharusnya memperbaiki hubungan dengan . Atau melakukan upaya pendekatan politik untuk merawat komunikasi .

"Membangun dan merawat komunikasi, itu harusnya dilakukan oleh partai politik. Bukan justru memunculkan arogansi yang sesungguhnya tidak bermanfaat untuk ," tegas Alex.

Alex menilai, pernyataan itu suatu bukti kepanikan. Menurut dia, itu ketakutan berlebihan bahwa partainya bakal ditinggalkan oleh NU sebagai basis pemilihnya.

Baca Juga: Sering Tergenang saat Hujan, Warga Dusun Ngujung Bangun Drainase

"Kita melihat kekhawatiran berlebihan, kepanikan berlebih yang dirasakan yang khawatir NU lari dari , meninggalkan . Enggak seperti itu caranya," kata Alex.

"Yang seharusnya dilakukan adalah evaluasi dan refleksi apa yang sudah dilakukan terhadap NU, dibanding apa yang diberikan NU ke . Jauh enggak ada apa-apanya," tegas dia kemudian.

Alex menilai bahwa bertindak seperti setelah menjabat Ketum terlalu lama. terpilih sebagai ketum dalam Muktamar II di Semarang, Jawa Tengah, pada 2005 silam.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

" terlalu baper, terlalu panik, gampang panik. Biasa lah itu ketua umum kalau sudah terlalu lama, jadi baperan, gampang panik, takut kehilangan kekuasaan," kata Alex.

Hubungan dan memang tak harmonis setelah Yahya terpilih sebagai ketum . Yahya dianggap lebih dekat dengan PDIP. Bahkan banyak pengurus PDIP yang kemudian jadi pengurus . Antara lain Mardani Maming yang menjabat Bendahara Umum yang kini sedang jadi sorotan publik, terutama warga NU, karena dipanggil Majelis Hakim Tipikor Kalimantan Selatan sebagai saksi kasus dugaan korupsi.

Sementara pengurus yang pada era KH Said Aqil Siroj dominan, pada era Yahya malah tergusur.

Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan

(. Foto: Antara/cnnindonesia)

Bahkan sejak awal memberi pernyataan yang cenderung tak dekat dengan .

"Relasi NU dengan saya kira alami sekali karena dulu dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan, oleh pengurus-pengurus , itu satu hal. Tapi, sekali lagi tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari atau dikooptasi dengan ," ungkap Yahyapada program Newsroom CNN Indonesia TV, 29 November 2021. (tim)

Baca Juga: Menteri Rame-Rame Minta Tambah Anggaran, Cak Imin Rp 100 T, Maruar Rp 48,4 T, Menteri Lain Berapa T

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO