SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Warga Dusun Tambak Bulak, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo masih trauma dengan kejadian aksi ugal-ugalan dan arogansi oknum polisi ala koboi yang terjadi pada Senin (16/05/2022) sekitar 21.00 WIB.
Oknum polisi yang ugal-ugalan dan bersikap arogan itu diketahui berinisial Bripka AG. Sekarang ia berdinas di Unit Reskrim Polsek Jajaran Polrestabes Surabaya.
Baca Juga: Jelang Ibadah Natal 2024, Polisi Gelar Patroli Obvit dan Cek Pengamanan Gereja di Sidoarjo
Dari keterangan di lapangan, ada tiga orang yang menjadi korban arogansi dan membuat mereka trauma. Ketiga orang itu berinisial WN (60), YK (65), dan menantu YK.
Dari tiga rekaman video yang beredar di medsos tersebut, salah satu korban penodongan berinisial WN (60), berusaha menjelaskan awal mula kejadian. Saat itu melintas sebuah mobil dengan nopol W 211 LND di jalan Tambak Bulak dengan kecepatan tinggi.
“Saya bilang, Wuuiikk Cek Buantere Rek. Tiba-tiba mobil mengerem dan orangnya turun, saya langsung ditodong pistol sambil ngamuk-ngamuk," ungkapnya, Selasa (17/05/2022).
Baca Juga: NasDem Sidoarjo Salurkan 4.369 Beasiswa PIP Jalur Aspirasi
Saat diumpat dan dimarahi, kakek WN pun diam saja. Kemudian oknum polisi itu kembali ke mobilnya lagi. Saat mau berangkat, mobil oknum polisi itu terhalang oleh mobil warga yang hendak dimasukkan ke garasi. Lantaran tak terima mobilnya terhalang, oknum polisi itu kembali mengamuk dan kali ini dengan melepaskan tembakan ke udara dua kali.
"Semua warga sini sangat menyayangkan tindakan oknum polisi arogan yang sampai menodong dan menembak peluru ke udara itu," ungkapnya.
Humas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono membenarkan ada kejadian tersebut dan memastikan oknum polisi yang menembak dua kali serta menodongkan pistol ke warga, bukan anggota Polresta Sidoarjo.
Baca Juga: Polresta Sidoarjo Gelar Gebyar Polisi Sahabat Anak
“Info dari Kapolsek Waru, bahwa kejadian tersebut terjadi di wilayah Waru. Dugaan anggota Polri mengantar istrinya mau melahirkan lewat di salah satu jalan kampung, ngebut ditegur sama salah satu warga. Tidak terima, mengumpat dengan kata-kata kasar. Kemudian tersinggung warga kampung sama-sama emosi,” ungkapnya. (cat/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News