MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Adanya anak usia sekolah yang memilih hidup di jalanan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya, baik oleh orang tua ataupun pemerintah. Ini untuk mencari akar permasalahan penyebab anak-anak mengapa lebih memilih untuk hidup di jalanan.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Kapolsek Pacet AKP Amat saat dikomfirmasi mengenai kegiatan pembinaan anak jalanan (anjal) atau anak punk yang dilaksanakan oleh Polres Mojokerto dan polsek jajaranya.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
“Saat ini, menjadi suatu fenomena yang banyak kita temui semakin banyak anak-anak yang biasa kita sebut sebagai anak punk. Ini yang juga menjadi atensi kami untuk memelihara kamtibmas,” jelas AKP Amat, Jumat (27/5/2022).
Masih menurut Amat, pihaknya akan rutin berpatroli dan melakukan pembinaan kepada anak-anak punk agar mereka bisa menjalani kehidupan yang layak.
“Kami akan lakukan pembinaan dan akan kami pulangkan ke daerah asalnya atau kepada keluarganya,” ujarnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Seperti pantauan media ini, Unit Patroli Samapta Polsek Pacet pada Jumat (27/05/2022) di kawasan pertokoan Pandanarum wilayah hukum Polsek Pacet tampak memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada anak-anak punk.
Dengan humanis beberapa anak laki-laki dan perempuan yang masih usia sekolah berpenampilan ala punk yang sedang mengamen itu didatangi oleh Iptu Ikhwanul, anggota Unit Patroli Polsek Pacet.
Ikhwanul lalu memberikan pembinaan dan mengajak anak-anak punk ini untuk kembali bersama keluarganya.
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
Di tempat terpisah, Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar melalui Kasi Humas Polres Mojokerto Iptu Tri Hidayati membenarkan bahwa Polres Mojokerto dan polsek jajaran sedang melaksanakan kegiatan pembinaan dan penyuluhan untuk anak-anak jalanan.
“Anak-anak yang hidup di jalanan dengan berbagai atribut dan penampilan yang ekstrem, bertato, rambut dicat warna-warni, pakaian serba hitam dan ala rocker tersebut ahirnya bisa menciptakan stigma negatif pada masyarakat,” jelasnya.
Menurut Iptu Tri pihak Polres Mojokerto siap bekerja sama dengan instansi terkait, baik itu dinas pendidikan, dinas sosial, bakesbangpol ataupun yang lainya untuk penanganan anak-anak ini.
Baca Juga: Wabup Mojokerto Hadiri Paripurna Penyampaian Nota Penjelasan 5 (Lima) Raperda Inisiatif DPRD
“Mereka itu anak punk, harus kita dorong untuk menjalani kehidupan yang wajar seperti anak-anak yang lainya. Karena sebenarnya mereka adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya bisa mendapatkan perhatian khusus dari keluarga maupun pemerintah,” terang Tri.
Untuk itu, dalam menciptakan dan memelihara kamtibmas, pihaknya akan terus melaksanakan kegiatan pembinaan dan penyuluhan kepada anak-anak punk ini bila diketemukan berada di wilayah Kabupaten Mojokerto.
“Apalagi, mereka masih usia sekolah. Jadi, sekali lagi anak-anak ini harus kita dorong untuk kembali ke rumah karena di sanalah tempat terbaik mereka dan kembali ke sekolah untuk menuntut ilmu untuk masa depannya,” pungkasnya. (ris/ari)
Baca Juga: Bupati Ikfina Apresiasi DPRD Mojokerto Dalam Rapat Paripurna Raperda APBD TA 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News