GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik siap mengamankan bahan baku pupuk. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung pengamanan pasokan phosphate sebagai bahan baku pupuk NPK yang digaungkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk NPK terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton per tahun. Bersama holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik terus berupaya memastikan ketersediaan pasokan bahan baku phosphate karena pasokan dan harga phosphate meroket akibat kebijakan moratorium ekspor pupuk Rusia dan Cina.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
“Untuk saat ini dapat kami pastikan bahwa pasokan bahan baku pupuk masih tersedia, dan proses produksi berjalan dengan baik dan lancar," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Selasa (7/6/2022).
Salah satu upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik dalam mengamankan pasokan phosphate yaitu menjalin kerja sama dengan Jordan Phosphate Mines Co (JPMC) sejak tahun 2010 lalu. Kolaborasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian perusahaan joint venture PT Petro Jordan Abadi (PJA) yang memproduksi asam fosfat, asam sulfat, granulated gypsum, dan purified gypsum yang beroperasi secara komersil sejak tahun 2015.
JPMC berperan menyuplai batuan phosphate untuk produksi asam fosfat (acid phosphate) di PJA dengan kapasitas 200.000 ton per tahun, yang seluruhnya dimanfaatkan Petrokimia Gresik sebagai bahan baku NPK.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
"Manfaat dari kerja sama ini tidak hanya ketersediaan stok, tapi juga dapat memperoleh bahan baku yang lebih kompetitif," ucap Dwi.
Hal ini sejalan dengan kerja sama yang baru saja dilakukan Pupuk Indonesia dengan JPMC untuk menjaga pasokan phosphate bagi produsen pupuk nasional. Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman dan Chairman JPMC, Mohammad Thneibat, serta disaksikan langsung oleh Mentan SYL di Vienna, Austria, beberapa waktu lalu.
Dwi mengapresiasi dukungan dari Menteri Pertanian dalam upaya mengamankan pasokan bahan baku pupuk. Menurut dia, kerja sama ini semakin memperkuat partnership yang telah dibangun Petrokimia Gresik dengan JPMC sejak 12 tahun silam.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
“Kami akan terus berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia dan Kementan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri," pungkasnya.
Sebelumnya, Mentan SYL mengatakan bahwa bahan baku NPK seperti phosphate, maupun kalium (KCl), merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Karena kedua jenis bahan baku pupuk ini merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri.
“Sehingga dukungan stabilitas pasokan pupuk Indonesia ini juga nantinya berdampak baik pada program ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Kerja sama ini juga akan mendorong kesempatan dan kolaborasi dalam tiga bidang strategis. Pertama, program jangka pendek untuk menjamin pasokan phosphate dari JPMC kepada Pupuk Indonesia sehingga pasokan pupuk stabil dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kedua, program jangka menengah dengan mendorong JPMC untuk menyiapkan skema harga yang disepakati guna menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk untuk Pupuk Indonesia.
Ketiga adalah program jangka panjang untuk menjalin kerja sama lebih besar lagi, yaitu joint venture industri pupuk di Indonesia. (hud/mar)
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News