Kolaborasi Petrokimia dengan PG Rajawali Sukses Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu di Malang

Kolaborasi Petrokimia dengan PG Rajawali Sukses Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu di Malang Dirut PG Dwi Satriyo Annurogo (tiga dari kiri) saat panen tebu program makmur di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Program Makmur yang digagas dengan terbukti berhasil meningkatkan rendemen dan produktivitas tebu dari 150 ton/Ha menjadi 160 ton/Ha.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Dwi Satriyo Annurogo dalam acara “Panen & Tanam Demplot Program Makmur” di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Dwi Satriyo menyampaikan, produksi tebu sebagai bahan baku gula harus terus ditingkatkan, karena produksi gula nasional saat ini masih belum mencukupi kebutuhan gula konsumsi di dalam negeri.

"Melalui kolaborasi yang kami bangun dalam program makmur ini, berperan aktif mendukung pemenuhan gula nasional," ujarnya, Sabtu (30/7/2022).

Selain rendemen dan produktivitas tebu yang meningkat, program makmur juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani tebu. Pendapatan petani naik sekitar Rp 6,2 juta/Ha, dari Rp 25,3 juta/Ha menjadi 31,5 juta/Ha.

"Jika pendapatan petani tebu meningkat, maka petani akan semakin termotivasi untuk menanam komoditas tebu. Selain itu juga akan menarik minat generasi muda untuk mengoptimalkan potensi yang ada," jelasnya.

Melalui program ini, memberikan jaminan penyediaan pupuk nonsubsidi kepada petani tebu binaan PT I, yang merupakan bagian dari Holding Pangan ID FOOD.

Tidak hanya itu, juga melakukan kawalan budi daya, mulai dari pengujian tanah melalui layanan mobil uji tanah, hingga penyediaan pestisida melalui anak perusahaan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Selain PT I, juga menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Bank BRI, BNI, Asuransi Jasindo, Askrindo, dan lainnya untuk membentuk sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi.

"Dengan demikian, petani bisa lebih fokus melakukan budi daya tanamannya tanpa harus memikirkan bagaimana mendapatkan modal dan menjual hasil panennya," beber Dwi.

Ia mengungkapkan, hasil uji tanah menunjukkan bahwa kondisi tanah di Malang terbilang masam dengan pH di bawah 6 dan kekurangan komposisi hara N, K, dan C Organik.

Padahal kondisi tanah yang masam dapat menyebabkan penyerapan pupuk menjadi tidak optimal. Sehingga untuk mengatasinya, selain menggunakan ZA Plus dan NPK Petrocane, dalam demplot ini juga menggunakan Kapur Pertanian .

Klik Berita Selanjutnya

Lihat juga video 'Petani Tebu di Majalengka Tewas Ditebas Sekelompok Orang Bersenjata Tajam':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO