KPwBI Jember Sebut Ada Selisih dalam IHK Oktober 2022

KPwBI Jember Sebut Ada Selisih dalam IHK Oktober 2022 Perwakilan KPwBI Jember, Fathoni, saat menyampaikan sharing hasil survei mingguan guna memantau laju inflasi.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) menyampaikan selisih prediksi perhitungan inflasi yang terjadi dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2022. Perwakilan KPwBI , Fathoni, mengatakan bahwa pihaknya menentukan prediksi yang berbeda dengan hasil tangkapan badan pusat statistik itu.

"Kami saat awal Oktober memang memproyeksikan, masih inflasi walaupun tipis. Kami memproyeksikan 0,6 persen (inflasi) maksimal," ujarnya, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil

Hal tersebut merupakan hasil dari survei mingguan yang dilakukan KPwBI untuk melakukan pantauan harga komoditas di pasaran.

"Memang setiap minggunya kami tetap melakukan pemantauan. Kita ada yang namanya survei pemantauan harga," tuturnya.

Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan, menunjukkan penurunan harga yang cukup drastis. Fathoni menjelaskan, hasil survei KPwBI  mendapati harga yang anjlok pada setiap minggunya.

Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil

"Setiap minggunya terus drastis, untuk penurunan dan anjloknya harga-harga. Bahan- bahan makanan yang terus anjlok, mulai dari daging, ayam, percabean, itu juga terus turun, bahkan di minggu terakhir (Oktober). Memang stok pasokannya sedang meningkat, jadi harganya turun," paparnya.

Dengan demikian, ia menyebut prediksi inflasi tipis di angka 0,6 persen yang pihaknya duga pada awal Oktober meleset, dan menunjukkan deflasi 0,63 persen.

"Namun memang ternyata hasilnya tipis (dengan BPS), deflasi 0,63 persen," ucapnya.

Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember

Meski di pasaran harga-harga banyak yang anjlok, Fathoni menyatakan deflasi yang terjadi masih ditahan inflasi dari beberapa komoditas yang memiliki andil besar dalam konsumsi masyarakat.

"Namun deflasi masih ditopang oleh beberapa komoditas yang terjadi inflasi, seperti bensin, bahan bakar rumah tangga, juga angkutan umum, sama minyak goreng yang mulai meningkat lagi," pungkasnya. (yud/bil/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO