JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Laporan akhir investigasi mengenai kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) memaparkan 6 faktor yang turut berkontribusi dalam kecelakaan.
Adapun 6 faktor yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 ialah:
Baca Juga: Klarifikasi Khofifah soal Hoaks Video Bagi-Bagi Santunan Usai Menang Pilbup Jatim
1. Adanya tahapan perbaikan sistem autothrottle yang telah dilakukan belum mencapai pada bagian mekanikal
2. Thrust lever kanan tidak mundur sesuai dengan permintaan dari autopilot. Hal ini dikarenakan terdapat hambatan pada sistem mekanikal sehingga thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur, sehingga terjadilah asymmetry
3. Terjadi keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan autothrottle pada saat asymmetry. Hal ini disebabkan karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah sehingga berakibat pada asymmetry yang semakin besar
Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Daun Ketumbar untuk Kesehatan Tubuh
4. Pesawat berbelok ke kiri dari yang seharusnya ke kanan, sementara itu, kemudi miring ke kanan dan kurangnya monitor menimbulkan asumsi pesawat berbelok ke kanan sehingga pemulihan tidak sesuai
5. Complacency pada otomatisasi dan confirmation bias, telah berakibat kurangnya monitoring sehingga tidak disedari akan adanya asymmetry dan penyimpangan arah penerbangan
6. Belum adanya aturan serta panduan mengenai upset prevention and recovery training, sehingga mempengaruhi proses pelatihan oleh maskapai untuk menjamin kemampuan dan pengetahuan pilot dalam recovery kondisi upset secara efektif dan tepat waktu.
Baca Juga: Resep Kolak Pisang Bakar Nangka, Sajian Manis dan Praktis
KNKT mengungkapkan bahwa beberapa pihak telah melakukan safety action sebagai upaya peningkatan keselamatan.
Hal itu seperti yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) yang melakukan inspeksi khusus kepada seluruh pesawat udara Boeing 737 300/400/500.
Selain itu, Maskapai Sriwijaya Air telah melakukan beberapa tindakan safety action, seperti membuat pelatihan UPRT yang bekerjasama dengan konsultan, menambah materi complacency, cockpit distraction dan loss of control inflight pada silabus pelatihan Crew Resource Management (CRM), meningkatkan pelatihan engineer dan memanfaatkan perangkat lunak untuk manajemen perawatan pesawat udara. (ans)
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 28 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News