SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Memfasilitasi mahasiswa menyambut dunia karir yang sesuai dengan perkembangan zaman, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan Career Development Program yang merupakan program dari Direktorat Kemahasiswaan Subdit Pengembangan Kewirausahaan dan Karir.
Peluncuran program itu mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Menurutnya, merdeka berkarir ini tujuannya untuk melepas konsep berkarir seperti pada umumnya.
Baca Juga: Didampingi Kadisdik, Pj Gubernur Jatim Serahkan Penghargaan Milenial Entrepreneur Awards 2024 di ITS
"Misalnya seperti staf, supervisor, kemudian manajer. Jangan terkungkung dengan konsep kerja di perusahaan," kata wagub usai pembukaan Career Development Program di Ruang Auditorium Gedung Research Center ITS, Kamis (10/11).
"Artinya mindset konsep ini harus diupgrade ilmunya karena yang ada saat ini adalah portofolio. Jadi yang penting saat ini adalah memaksimalkan skill dan melek data," tambah wagub.
Menurut Emil, jiwa enterpreneur bukan berarti membuka bisnis sendiri, tapi punya kepekaan untuk menangkap peluang mengambil risiko.
Baca Juga: Debat Pilgub Jatim, Paslon Khofifah-Emil Paparkan Capaian Kinerja selama Memimpin
“Umumnya mahasiswa teknik melihat sesuatu diukur dengan angka, misalnya satu ditambah satu sama dengan dua. Hal itu tidak salah, tapi tidak semua hal hanya mengenai angka. Tapi juga ada kaitannya dengan dimensi-dimensi lain yang menentukan sukses tidaknya sebuah solusi teknis. Nah, inilah yang kita harapkan dengan adanya merdeka berkarir anak-anak engineering ini akan lebih terbuka lagi peluang berkaryanya,” katanya.
Salah satu konsep yang dikenalkan Emil adalah gig economy. Yakni orang yang tidak bekerja sebagai karyawan di satu perusahaan, tapi bekerja sebagai penyedia jasa profesional atau freelancer kepada klien.
“Jadi bukan mencari employer, tapi mencari klien. Nah, inilah yang mau dicoba ditempa oleh ITS dengan merdeka berkarir sehingga pada saat nanti lulus mereka sudah punya kematangan dalam berkarir. Tidak sekedar bercita-cita mau dari staf kemudian mau jadi direktur ini tangganya, bukan begitu,” jelasnya.
Baca Juga: ITS Raih 4 Penghargaan di KBGI 2024
Mantan Bupati Trenggalek ini menambahkan saat ini yang dilihat bukan hanya dari ijazah tapi dari kompetensi. Menurutnya perjalanan karir seseorang saat ini dilihat dari kompetensi apa yang sudah diakumulasi dan project apa yang sudah dilakukan.
Kasubdit Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Arief Abdurrakhman mengatakan, mengacu pada Indikator Kerja Utama Perguruan Tinggi di mana lulusan ITS bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, melanjutkan studi, atau menjadi wiraswasta, menjadi dasar program ini diluncurkan.
Arief menambahkan, selain itu diharapkan menjadi jembatan kompetensi antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan Industri dan karir.
Baca Juga: Rancang FEED Proyek Geng North, SKK Migas Gandeng ITS dan ITB
“Sehingga dapat diterapkan secara lebih masif dan komprehensif yang nantinya akan dapat memberikan outcome yang impactfull (berdampak) dari rangkaian pembelajaran di ITS,” kata Arief.
Lebih lanjut pihaknya ingin melakukan penguatan dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi di Jatim. Salah satunya adalah Millenial Job Center (MJC). “Dengan kolaborasi ini harapannya bisa terbangun sinergi dalam mengembangkan bakat anak muda di Jatim. Karena sebagian besar mahasiswa ITS ini dari Jatim,” jelasnya. (dev/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News