Papi Asik Diluncurkan Wali Kota Kediri, Seasyik Apa Sih?

Papi Asik Diluncurkan Wali Kota Kediri, Seasyik Apa Sih? Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat meluncurkan aplikasi Papi Asik ditandai dengan pemukulan gong. Foto: Ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri meluncurkan aplikasi program pemantauan ibu, anak, dan siklus kehidupan () di Ballroom Lotus Garden, Kota Kediri, Rabu (16/11/2022). Tak hanya meluncurkan aplikasi, ada pula sosialisasi (SHK).

Dalam sambutannya, Wali Kota Abu Bakar mengatakan bahwa aplikasi melayani para  warga Kota Kediri. Dari aplikasi ini, bisa terdeteksi mana yang tidak berisiko, berisiko tinggi, dan sangat tinggi.

Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Resmikan Pojok Baca Digital

"Jadi kita punya data yang valid mana yang berisiko," ujarnya.

Menurut pria yang akrab disapa Mas Abu tersebut, selama ini data pelayanan kesehatan ibu dan anak dikelola secara manual dan terpisah. Hal itu rawan akan terjadinya kehilangan data. Sedangkan melakukan pelacakan dan pencarian data membutuhkan waktu yang lama.

Dengan adanya aplikasi , data akan lebih valid, terintegrasi, dan real time. Data tersebut digunakan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan intervensi. Sebab, berisiko tinggi harus tertangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.

Baca Juga: Tudingan Upeti ke APH Resahkan Penambang Pasir Tradisional di Semampir Kediri

"Ibu hamil berisiko tinggi kalau tidak tertangani dengan baik, dekat dengan kematian. Asyiknya aplikasi ini memberikan data yang valid sehingga kita bisa tahu penanganan apa yang harus segera kita lakukan. Jadi ibaratnya kalau kita mau intervensi pakai program tepat sasaran," terang dia.

Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima menambahkan, aplikasi digunakan oleh kader posyandu dan masyarakat Kota Kediri. Tahun ini ada sekitar 4.000 dan 20 persennya berisiko tinggi.

"Nanti ketika data sudah terinput di aplikasi , akan ada warning system ke puskesmas apabila mendekati waktu persalinan," ujarnya,

Baca Juga: Deklarasikan Rumah Ibadah Ramah Anak, Pemkot Kediri Optimis Raih Predikat KLA Tingkat Nindya

Sementara untuk (SHK) yang merupakan program Kementerian Kesehatan, dilakukan pada bayi baru lahir dalam kurun waktu 48 hingga 72 jam. Bayi baru lahir akan diambil darah 2 hingga 3 tetes untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Tujuannya untuk mendeteksi apakah bayi tersebut menderita penyakit konginetal atau berisiko terkena penyakit konginetal.

"Harapannya, semua masyarakat bisa teredukasi dengan baik mengenai aplikasi dan SHK ini. Nantinya bisa terbentuk sumber daya manusia di Kota Kediri yang berkualitas," imbuh Fauzan.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Kukuhkan Pengurus Perwakilan Yayasan Gerontologi Abiyoso Periode 2024-2029

Acara ini menghadirkan dua narasumber. Untuk aplikasi , dr. Danu Maryoto, Sp.OG (K). Sedangkan sosialisasi SHK diberikan oleh dr. Renita Damayani Sp.A.

Kegiatan ini diikuti 135 orang dari kader posyandu, puskesmas, dan rumah sakit di Kota Kediri. Turut hadir perwakilan kepala OPD terkait, dan tamu undangan lainnya. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO