GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik telah menyediakan alternatif (pupuk ZA Plus, Phosgreen, dan Petroganik Premium) bagi petani yang membutuhkan pupuk ZA, SP-36, dan Petroganik. Pasalnya, beragam jenis pupuk itu sudah tidak lagi masuk dalam skema subsidi saat ini.
Petrokimia Gresik juga memiliki NPK Phonska Plus dan Urea nonsubsidi bagi petani yang jatah pupuk bersubsidinya sudah habis, atau bagi petani yang tidak mendapatkan jatah subsidi, karena tidak terdaftar dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), atau tidak memenuhi persyaratan mendapatkan pupuk bersubsidi berdasarkan ketentuan pemerintah.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
"Pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik memiliki kandungan lebih lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Dari sisi harga memang sedikit lebih tinggi dibandingkan pupuk subsidi, tapi hasil panen yang diperoleh petani bisa melimpah, sehingga pendapatan yang diperoleh juga lebih tinggi," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Jumat (9/12/2022).
Ia menyebut, pihaknya tahun ini mendapatkan amanah penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 3,87 juta ton atau 49 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi pemerintah, yakni 7,77 juta ton. Jumlah yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik ini paling besar di antara anggota holding Pupuk Indonesia lainnya.
"Hingga bulan Desember ini kami optimis dapat menuntaskan tanggung jawab ini hingga 100 persen. Apalagi, akhir tahun ini banyak petani yang melakukan pemupukan. Ini adalah komitmen Petrokimia Gresik dalam menjaga ketahanan pangan nasional," tuturnya.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Dwi menegaskan, Petrokimia Gresik selalu siap mendukung ketercapaian ketahanan pangan nasional, dengan menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai regulasi dan pupuk nonsubsidi. Menurut dia, pupuk menjadi salah satu agro input yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian di tengah keterbatasan lahan pertanian di Indonesia.
Ia juga mengimbau kepada distributor dan kios pupuk bersubsidi untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan pemerintah. Apabila terdapat distributor dan kios yang tidak patuh pada aturan pemerintah, Petrokimia Gresik tidak segan untuk menghentikan kerja sama distribusi.
"Saya juga mengajak masyarakat untuk turut mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga di tangan petani. Kalau menemukan pelanggaran, masyarakat dapat langsung melaporkanya ke Aparat Penegak Hukum," ujarnya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Sedangkan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, Petrokimia Gresik selama ini terus meningkatkan pengawasan distribusi melalui penerapan sejumlah sistem dan aplikasi digital, seperti Warehouse Management System (WMS) dan Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO) agar distribusi pupuk dapat semakin cepat dan terpantau sistem.
"Kami ingin memastikan proses distribusi di seluruh lini yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik berjalan dengan baik dan sesuai prosedur. Dengan digitalisasi sistem yang terintegrasi, diharapkan dapat meminimalisasi potensi penyimpangan dalam jaringan distribusi," pungkasnya. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News