KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Penderita thalasemia di Kota Kediri kini tak perlu bingung lagi untuk mencari pengobatan. Lewat program Putri Lestari (pelayanan terpadu dan terintegrasi thalasemia Kota Kediri), Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berusaha memberi pelayanan terbaik.
“Putri Lestari merupakan bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Kediri kepada para penyandang thalasemia di Kota Kediri untuk mendapatkan akses layanan kesehatan terbaik,” kata dr. Renyta Damayanti, Sp.A, koordinator program, Sabtu (10/12/2022).
Baca Juga: Jaga Stok dan Stabilitas Harga, Pemkot Kediri Rutin Monitoring Harga Pangan di Pasar
Dokter spesialis anak itu mengatakan, program ini diluncurkan tahun 2019 lalu, berangkat dari kenyataan bahwa penderita thalasemia mayor di Kota Kediri. Setiap bulannya, mereka harus bolak balik ke Surabaya/Malang yang memiliki rumah sakit tipe A untuk mendapatkan perawatan rutin. Tentu hal itu sangat memberatkan bagi penderita dan keluarganya.
Pada tahun 2019, Wali Kota Kediri menyediakan kantong khusus untuk produksi transfusi darah leukodepleted di PMI Kota Kediri. Kantongnya khusus, jadi tidak sembarang kantung darah bisa digunakan.
"Dengan adanya kantong tersebut di PMI Kota Kediri, sehingga prosedur transfusi darah leukodepleted ini sudah bisa dilaksanakan di RSUD Gambiran Kota Kediri, jadi tidak perlu bolak-balik lagi ke Surabaya/Malang,” kata dia.
Baca Juga: Pj Zanariah Beri Arahan ke Pejabat Struktural Pemerintah Kota Kediri
Diterangkan dr. Renyta, ada 3 fokus utama program Putri Lestari ini. Pertama, layanan transfusi darah leukodepleted, kedua penyediaan obat kelasibesi (obat rutin yang harus diminum oleh pasien thalasemia setiap hari untuk mencegah terjadinya komplikasi karena pengumpulan zat besi efek dari transfusi darah rutin), dan layanan fast track bagi pasien anak dengan thalasemia. Jadi, pasien tidak perlu menunggu lagi, ada jalur khusus yang disiapkan, sehingga semuanya bisa lebih cepat.
Rupanya semangat ini mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan diterimanya penghargaan Top 30 Inovasi Terpuji Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Tahun 2022, Rabu, (7/12) kemarin.
“Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi pecutan semangat bagi kami untuk terus menghadirkan layanan kesehatahan terbaik, khususnya pasien thalasemia di Kota Kediri khususnya,” ucap dr. Renyta.
Baca Juga: Geger Anggur Shine Muscat, Pemkot Kediri Gerak Cepat, Keliling Lakukan Rapid Tes, Ini Hasilnya
Malichatun Nafiah, adalah salah satu sosok di balik POPTI Kota Kediri yang memperjuangkan hal tersebut. Karena penderita thalasemia, ketersediaan darah untuk transfusi menjadi hal yang sangat penting. Seringkali ketika puasa, atau bebarengan dengan merebaknya kasus demam berdarah, stok darah kosong.
Namun berkat kerja sama yang berhasil dijalin dengan BRIGIF 16/WY sebagai ‘bapak asuh’, ketersediaan darah untuk transfusi thalasemia bisa tercukupi.
“Kami juga seringkali melakukan gathering dengan para orang tua-orang tua lain yang anaknya menderita thalasemia pula untuk saling support, saling menguatkan dan berbagi ilmu serta motivasi,” kata Malicha.
Baca Juga: Pemkot Kediri Lakukan Penataan PKL di Jalan Brawijaya, Ini Opsi yang Ditawarkan untuk Pedagang
“Selain itu, kami bersama sahabat thalasemia (relawan) untuk saling menguatkan dan berbagai dengan para penderita thalasemia. Sebab, anak-anak thalasemia juga berhak untuk hidup bahagia, berhak untuk memiliki mimpi yang tinggi, sama seperti yang lainnya. Kita coba tumbuhkan semangat tersebut, supaya mereka bangkit dan terus semangat dalam menjalani hidup," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Penyakit thalasemia memang membutuhkan perawatan intensif seumur hidup. Namun bukan berarti mimpi dan masa depan ikut pupus bersamanya. Pemerintah Kota Kediri berkomitmen mendorong anak-anak penderita thalasemia ini untuk bangkit dan mewujudkan mimpi serta cita-citanya. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News