SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo, Tirto Adi, meminta agar pendidikan tidak hanya diteorikan tetapi harus diimplementasikan serta dipraktikkan. Menurut dia, apapun yang dilakukan para guru dan tenaga pendidik tujuan akhirnya ialah membentuk Profil Pelajar Pancasila.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat Deklarasi Sekolah Toleransi SMPN 1 Gedangan dalam rangka memperingati Hari Jadi Sidoarjo ke-164 dengan gebyar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Selasa (31/1/2023).
Baca Juga: NasDem Sidoarjo Salurkan 4.369 Beasiswa PIP Jalur Aspirasi
Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Henri Nurcahyo, acara ini merupakan puncak program Cinta Budaya Cinta Tanah Air yang diselenggarakan pihaknya bersama Disdikbud Sidoarjo sejak 2020.
Selain SMPN 1 Gedangan, sekolah lain yang sudah melaksanakan deklarasi adalah SMPN 1 Waru, SMPN 1 Taman, Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati, dan segera menyusul SMAN 1 Gedangan tanggal 3 Februari nanti.
Tirto menyebut, ada enam dimensi dalam P-5, yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Sebagaimana pendidikan, P5 tidak untuk diteorikan tapi diimplementasikan.
Baca Juga: Predator Anak Ditangkap di Sidoarjo
Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh KH Maimoen, kita harus tegak lurus dengan PBNU, yaitu Pencasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Menurut Tirto, keinginan menjadi Negara Agama sudah ketinggalan zaman.
Founding Fathers Republik Indonesia sudah berdialog keras dengan tokoh lintas agama, dan berbagai golongan untuk membentu NKRI. Bahwasanya berbeda itu bukan sesuatu yang membuat pecah belah tapi untuk membangun keharmonisan sebagai sesama bangsa dan se-tanah air.
Selain Ukhuwah Islamiyah, ada Ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah basyariyah. "Kita harus mengawal agar NKRI tetap kokoh dan tegak karena Indonesia sudah diprediksi menjadi negara besar setara dengan RRC, AS, Jepang, dll. Insya Allah bisa tercapai saat HUT Indonesia Emas tahun 2045," tegasnya.
Baca Juga: Penasihat Hukum Terdakwa Kasus Pemotongan Insentif ASN BPPD Sidoarjo Minta APH Proses Pihak Terkait
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Gedangan, Ari Setiawan, menyebut deklarasi ini merupakan titik awal untuk mengimbaskan dan sosialisasi toleransi setelah tiga tahun berjalan. Bahwasanya Sekolah Toleransi sudah seiring sejalan dengan P5 karena ada prinsip kebhinekaan bahkan saling menguatkan.
Dalam acara ini juga digelar pameran dan bazaar yang juga berbasis P5, antara lain bernalar kritis, karakter kreativitas, kerjasama dan gotong royong. Ari sepakat bahwa perlu dikembangkan di kebhinekaan global. Bahwa bersama itu tidak harus sama, tetapi saling menghargai dan menghormati.
Deklarasi ditandai dengan penyerahan SK Toleransi dari Komunitas Seni Budaya BrangWetan kepada Kepala SMPN 1 Gedangan, pemancangan papan nama Sekolah Toleransi, penandatanganan Piagam Sekolah Toleransi oleh Kepala Sekolah, Kadikbud Sidoarjo, dan Ketua BrangWetan. Sedangkan Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo, Dr. Musta'in Balasan MPd juga menyerahkan Piagam Penghargaan Sekolah Pengembang Toleransi kepada SMPN 1 Gedangan.
Baca Juga: Begini Pembelaan Gus Muhdlor dalam Sidang Korupsi Insentif ASN BPPD Sidoarjo
Dalam sambutannya Musta'in menyatakan bahwa Negara-negara di Balkan, Timteng, dll tidak stabil karena tidak menghargai toleransi. Negara-negara di Timteng selalu bertengkar karena tidak ada ukhuwah basyariyah dan Islamiyyah. Karena itu, Musta'in mencontohkan bahwa toleransi bisa diukur dengan perbuatan kecil, yaitu bahwa untuk menolong orang lain tidak akan tanya agama dan asalnya.
Acara yang berlangsung di beberapa bagian di halaman dalam sekolah itu juga menampilkan berbagai atraksi kesenian, termasuk penampilan Naomi Oktavian siswi kelas 8, anak ABK yang meraih berbagai kejuaraan peragaan busana dan modelling. (cat/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News