Perbandingan Tata Kota Pasuruan dan Yogyakarta: Alun-Alun, PKL, Parkir, dan Wisata

Perbandingan Tata Kota Pasuruan dan Yogyakarta: Alun-Alun, PKL, Parkir, dan Wisata Serah terima cenderamata Kepala Disominfotik Kota Pasuruan dan Kepala Diskominfosan Kota Yogyakarta.

KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Bicara tentang penataan tata kota, sejumlah daerah menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kiblat. Sebab, Kota Yogyakarta dinilai berhasil menata kawasan menjadi pusat pedestrian dan wisata.

Sejumlah kabupaten/kota pun banyak yang mencontoh konsep penataan Jalan . Salah satunya yang baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke .

Kunjungan tersebut dalam rangka sharing terkait penataan Kawasan yang kini semakin ramai dikunjungi wisatawan pasca adanya Payung Madinah.

Pemerintah Kota Pasuruan berkeinginan menjadikan kawasan alun-alun semakin indah untuk menarik pengunjung dari luar kota yang ingin berwisata religi. Untuk itu, Pemkot Pasuruan gencar melakukan penataan parkir dan PKL.

Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf mengatakan kondisi PKL dan penataan parkir yang karut-marut dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang berkunjung ke alun-alun.

Apalagi, saat ini jumlah PKL yang berjualan di sekitar alun-alun semakin banyak. Berdasarkan catatan Disperindag Kota Pasuruan, jumlah PKL tak sesuai dengan kondisi di lapangan.

"PKL yang terdaftar di catatan kami itu sekian, ternyata setelah dicek ke lapangan melebihi dari yang terdaftar," kata Gus Ipul, sapaan Wali Kota Pasuruan, kepada HARIAN BANGSA saat meninjau kawasan alun-alun beberapa hari lalu.

Selain PKL, masalah yang harus segera diselesaikan oleh Pemkot Pasuruan adalah penataan parkir dan tata tertib lalu lintas. Soal parkir, saat ini penataannya masih semrawut. Sedangkan untuk ketertiban lalu lintas terganggu oleh banyaknya becak motor (bentor) di sekitar alun-alun.

Retribusi parkir di sekitar alun-alun pun sering dikeluhkan pengunjung karena tidak ada papan pengumuman tarif yang jelas. Sebab, satu lokasi parkir dengan lokasi lainnya bisa berbeda tarif. Ada yang Rp3.000, Rp4.000, hingga Rp5.000 untuk kendaraan roda dua.

A'yun, warga Sidoarjo misalnya, mengeluhkan jukir yang beroperasi di sekitar .

"Saat mau parkir tidak ada yang mengarahkan, giliran mobil mau keluar minta uang tarikan. Gak ikhlas blas aku nguwei tukang parkir iku (Saya tidak ikhlas memberi tukang parkir itu)," cetus A'yun.

Simak berita selengkapnya ...

Lihat juga video 'Heboh, Bayi Diduga Hasil Hubungan Gelap Ditemukan Warga Kota Pasuruan di Saluran Irigasi Sawah':