KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Melewati Mei 2023, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kediri masih berada dalam level terkendali. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, tercatat tingkat inflasi pada periode tersebut sebesar 0,32 persen secara mtm atau sebesar 4,55 persen secara yoy.
Diketahui, angka itu didominasi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,10%.
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Resmikan Pojok Baca Digital
Kepala BPS Kota Kediri, Pardjan, menyebutkan terdapat 10 komoditas penyumbang inflasi pada Bulan Mei meliputi: telur ayam ras menyumbang inflasi sebesar 0,096%, bawang merah 0,044%, tahu mentah 0,041%.
Lalu, daging ayam ras sebesar 0,029%, cabai rawit 0,017%, minyak goreng 0,014%, terong 0,012%, nasi dengan lauk 0,011%, kacang panjang 0,011%, dan upah asisten rumah tangga 0,011%, Jumat (16/6).
Selain itu, kata Pardjan, terdapat pula sepuluh komoditas penghambat inflasi, di antaranya seperti: angkutan antar kota mengalami deflasi sebesar -0,021%, beras deflasi -0,009%, pisang -0,007%, ikan nila -0,006%, nangka muda -0,006%, bayam -0,005%, daging sapi -0,005%, semangka -0,003%, melon -0,003%, dan kol putih/kubis -0,002%.
Baca Juga: Tudingan Upeti ke APH Resahkan Penambang Pasir Tradisional di Semampir Kediri
Pardjan juga meminta Pemkot Kediri untuk tetap melangsungkan kegiatan OPM serta melakukan pemantauan harga dan stok secara berkala guna menjaga stabilitas harga pada bulan ini. Ia berharap agar kenaikan harga bulan Juni bisa ditekan dan tidak terlalu besar sehingga inflasi tidak begitu tinggi.
“Itu perlu dilakukan dengan tujuan mengecek ketersediaan komoditas dan mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan kebutuhan di bulan berikutnya,” terangnya.
Sementara, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian selaku Sekretaris TPID Kota Kediri, menyampaikan bahwa inflasi Bulan Mei tahun 2023 ini memang masih sesuai prediksi. Terutama dari kelompok bahan makanan, di mana harga-harga bahan pokok relatif berada pada harga acuan.
Baca Juga: Deklarasikan Rumah Ibadah Ramah Anak, Pemkot Kediri Optimis Raih Predikat KLA Tingkat Nindya
Kendati demikian, terdapat komoditas bahan pokok yang mengalami progres kenaikan yang cukup signifikan di bulan Mei, yaitu telur ayam. TPID segera identifikasi penyebab kenaikan harga telur melalui koordinasi dengan Bapanas, Dinas Peternakan Provinsi Jatim, dan asosiasi ayam layer agar kenaikan ini dapat diantisipasi.
Dari identifikasi tersebut diketahui kenaikan harga telur ayam ras disebabkan peningkatan permintaan terkait program pencegahan stunting dari pemerintah, meningkatnya frekwensi kegiatan tasyakuran, serta kenaikan harga pakan konsentrat.
"TPID Kota Kediri sedang berupaya bersama Bank Indonesia Kediri untuk mengendalikan harga telur ini dengan mengintervensi distribusi. Walau terjadi kenaikan harga, tetapi ketersediaan telur ayam ras di Jawa Timur masih sangat mencukupi," paparnya. (uji/sis)
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Kukuhkan Pengurus Perwakilan Yayasan Gerontologi Abiyoso Periode 2024-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News