GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, melepas ekspor kulit ikan hiu dan pari produk UMKM Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, ke Hongkong, Rabu (27/9/2023).
Produk olahan UD Sinarjaya itu merupakan milik Kasdi. Total pengiriman kulit ikan mencapai satu kontainer dengan volume 5,5 ton dan bernilai mencapai 27.000 US Dollar atau Rp450 juta (kurs Rp15 ribu).
Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Indonesia Apresiasi Damkar Gresik dan Surabaya
Produk kulit ikan yang diekspor telah melewati berbagai verifikasi dari Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya II dan dinyatakan legal. Bu Min (sapaan akrab Wakil Bupati Gresik) berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas suksesnya ekspor, terutama BKIPM II Surabaya dan Kantor Bea dan Cukai Gresik.
"Saya bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Gresik mengucapkan terima kasih, terutama kepada BKIPM Surabaya II dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Gresik, karena telah memberikan pembinaan kepada UMKM, sehingga produk mereka layak ekspor," ucapnya.
Produk kulit ikan pari dan hiu ini dapat diekspor setiap 2 bulan sekali, dan saat ini menjadi keterbatasan dalam meningkatkan jumlah produksi. Kendati demikian, Bu Min optimis UD Sinarjaya dapat berkembang dengan cepat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Baca Juga: DPUR Sampang Bangun Akses Jalan Poros Palenggiyan - Karang Gayam
"Ini luar biasa, karena setiap 2 bulan sekali kita bisa mengekspor produk ini. Kedepannya, saya harapkan produksi kulit ikan ini dapat ditingkatkan, sehingga pasar internasional yang dapat kita jangkau semakin luas," tuturnya.
Ia menyampaikan, potensi barang mentah yang ada di Indonesia. Banyak negara-negara luar yang mengambil barang mentah di Indonesia untuk diolah dan dijual kembali.
"Saya pernah mendapatkan oleh-oleh kripik ikan dari Singapura. Setelah saya tanya, ternyata bahan bakunya dari Indonesia. Ini membuat saya sakit hati karena harusnya kita juga bisa seperti mereka," ungkapnya.
Baca Juga: Hadiri HDI di Jatim, Penasihat DWP Kemensos RI Soroti Peluang Kerja Bagi Penyandang Disabilitas
Kondisi ini, lanjut Bu Min, harus menjadi target UMKM saat ini sehingga ketika produk olahan diekspor dapat memiliki nilai lebih saat di pasar internasional. Ia berharap, ekspor akan berkelanjutan dan tidak berhenti saat ini saja.
"Mudah-mudahan ini tidak menjadi yang pertama kali, tapi ini menjadi awal sebuah kegiatan yang memberikan kemanfaatan bagi semua orang, khususnya masyarakat di Randuboto," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kepatuhan Internal KPPBC Gresik, Darmansyah mengatakan, pendampingan ini telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Dimulai dengan program klinik ekspor yang diinisiasi oleh Kantor Bea dan Cukai sebagai pendamping UMKM.
Baca Juga: Kerja Sama SIER dan Danareksa: UMKM Indonesia Sampai ke Malaysia
"Sejak tahun 2020 kami punya kelas klinik ekspor. Ini sesuai dengan tusi kami sebagai pendamping ekspor UMKM dalam negeri. Kami mendidik dan mengajari bagaimana UMKM itu bisa mempunyai kemampuan ekspor," ujarnya.
Ia menyatakan, Kantor Bea dan Cukai Gresik juga dapat memfasilitasi UMKM dalam mencari buyer dari luar negeri, seperti Singapura, Hong Kong, dan lainnya.
Turut hadir, Sekretaris Daerah Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya II, Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan M. Nadlelah, Forkopimcam Sidayu, Kepala Desa Randuboto Andhy Sulandra, dan pelaku UMKM dari UD. Sinarjaya. (hud/mar)
Baca Juga: Tambah PADes dengan Bangun Kolam Renang, Pemdes Golokan Diapresiasi Kecamatan Sidayu Gresik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News