Petrokimia Gresik Kirim 36 Ribu Liter Greend Surfactant ke Papua Barat

Petrokimia Gresik Kirim 36 Ribu Liter Greend Surfactant ke Papua Barat SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya (mengangkat bendera), saat memberangkatkan pengiriman Greend Surfactant ke Papua Barat. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com , perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri dengan berkontribusi pada proyek injeksi 'Huff and Puff' dengan mengirim Green Surfactant di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Pemberangkatan Green Surfactant dilakukan oleh SEVP Operasi , I Ketut Rusnaya, mewakili Direktur Utama , Dwi Satriyo Annurogo, di , Jawa Timur.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Tugaskan 54 Taruna Makmur ke Berbagai Daerah Indonesia

merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant. saat ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun. 

Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil. Pabrik Green Surfactant yang berdiri sejak 2020 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/tahun. 

Saat ini, pabrik tersebut telah melakukan banyak sekali improvement, sehingga produk Green Surfactant yang hasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam IOR/EOR, atau sesuai dengan permintaan pasar.

Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Indonesia Apresiasi Damkar Gresik dan Surabaya

Ke depan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant dapat mencapai 5500kL/ tahun. Dwi menyampaikan, proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay ini dimulai pada November 2023. 

berkolaborasi bersama beberapa pihak, yang mana bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter. Selanjutnya, Green Surfactant tersebut diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.

"Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan, yaitu IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi, Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan," urai Dwi, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga: Tata Kelola TUKS Petrokimia Gresik Raih Penghargaan dari Kemenkes

Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi , Digna Jatiningsih, menyebut Green Surfactant produksi ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Pada proses Huff and Puff kali ini, Green Surfactant diformulasi dengan chemical lain dan diinjeksikan pada sumur minyak, lalu didiamkan (soaking) beberapa waktu. Dalam beberapa waktu kemudian diproduksikan kembali pada sumur tersebut. Proses injeksi ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi," paparnya.

SEVP Operasi , I Ketut Rusnaya, menyatakan produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

Baca Juga: Gerak Cepat Tim Damkar Petrokimia Padamkan Kebakaran Pabrik NPK

“Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya. Dengan menggunakan Green Surfactant akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi. Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk kami," katanya.

Ketut mengungkapkan, Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak.

"Kerja sama ini menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, seperti Surfaktan," pungkasnya. (hud/mar)

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Top 3 Diamond di Ajang TKMPN ke-38 di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO