SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus terus mendorong masyarakat yang belum mendaftar untuk segera melakukan pendaftaran NIK agar dapat membeli LPG 3 Kg.
Diketahui saat ini jumlah KK yang telah terdaftar sebagai pengguna LPG 3 Kg di wilayah Jatim mencapai 7.180.076 KK.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
"Yang jelas, untuk NIK yang belum daftar, kita dorong untuk daftar. Dalam artian pembeli baru yang belinya belum menggunakan NIK kita dorong untuk mendaftar," Kata Area Manager Communication Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, pada Senin, (27/5/2024).
Nantinya seluruh data yang masuk sampai akhir Mei 2024 akan diserahkan ke pemerintah daerah.
Sementara untuk yang daftar setelah tanggal 31 Mei 2024 tetap akan dilayani dan dimasukkan sistem tetapi mungkin tidak akan menjadi gambaran data besar pemerintah Indonesia.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Area Manager Communication Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menegaskan bahwa seluruh pembelian LPG Melon atau LPG 3 kilogram subsidi di pangkalan resmi wilayah Jatim telah menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Per hari ini, seluruh transaksi di pangkalan resmi LPG 3 kg Pertamina sudah menggunakan NIK, baik dengan menggunakan KK atau KTP," tegas Ahad Rahedi.
Dengan demikian, maka siapa yang membeli LPG Melon dan berapa kali ia membeli bisa langsung diketahui karena telah tercatat dengan rapi.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
"Itu kuncinya. Bahwa kita melakukan pendataan dalam upaya subsidi ini kedepannya tepat sasaran," tegasnya.
Ia berharap, data yang telah diperoleh hingga akhir Mei 2024 nanti bisa dicocokkan dengan rasio kewajaran konsumsi masyarakat yang membeli LPG 3 kg di pangkalan.
Rasio kewajaran konsumsi LPG satu keluarga dengan lima anggota keluarga mencapai 3-4 tabung per bulan sedangkan untuk usaha mikro mencapai 6-8 tabung per bulan.
Baca Juga: Pelayanan SPBU Mulung Tuban Tak Profesional, Pertamina Siap Turun Tangan
"Juga untuk mengetahui, siapa yang membeli diatas kewajaran, NIK mana yang membeli diatas kewajaran rasio penggunaan rumah tangga atau usaha mikro sehingga pemerintah bisa menentukan kebijakan," ujarnya.
Oleh karena itu, yang juga perlu dilihat adalah bagaimana upaya mengecer mendapatkan LPG di pangkalan.
Pengecer, lanjutnya, diperkirakan membeli dengan menggunakan NIK atau KTP sejumlah tetangganya karena ketika membeli dengan menyertakan NIK pasti dilayani.
Baca Juga: Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Atau bisa juga menggunakan NIK yang sama untuk membeli di pangkalan yang berbeda.
"Misal dia beli di pangkalan "A" sampai "Z" menggunakan NIK yang sama tetap dilayani, tetapi NIK yang sama ini nanti akan muncul membelinya sejauh mana, berapa kali dalam waktu berdekatan atau bersamaan," tambahnya.
Pertamina mengapresiasi jika pengecer tersebut berniat untuk membantu tetangganya dan menjual dengan harga yang tidak terlalu tinggi serta masih dalam batas wajar.
Baca Juga: Dukcapil Kabupaten Madiun Hadirkan Leladi Sesami
Tetapi yang dikhawatirkan adalah pada saat pengecer tersebut membeli dengan jumlah banyak menggunakan NIK warga di sekitar atau kerabatnya, kemudian dijual langsung ke pelaku usaha yang bukan skala mikro.
"Jadi peran pengecer yang mulai kita batasi seperti itu. Pangkalan mempunyai pencatatan digital, sehingga konsumsi per hari dan per wilayah bisa dipetakan. Apakah ini nantinya sesuai dengan perkiraan kami dan pemerintah daerah ataukah tidak," tambahnya.
Untuk saat ini, kata Ahad, jumlah pangkalan LPG 3 kg di Jatim mencapai 33.069 pangkalan. Sedangkan jumlah agen LPG 3 kg di Jatim mencapai 832 agen dan jumlah Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) mencapai 127unit.
Baca Juga: Pertamina EP Cepu Field Rawat Sumur di Distrik Tapen
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Bahwa di setiap desa dan wilayah di Surabaya Raya, mungkin bisa terdapat 3-4 lebih pangkalan. Kalau masyarakat merasa sulit mendapatkan pangkalan, kami kira tidak karena sebaran pangkalan sudah cukup merata. Ketersediaan stok di pangkalan juga sudah kita jamin dengan harga gas sesuai HET," tutupnya.
Terkait konsumsi LPG 3 kg di masyarakat baik sebelum maupun setelah dilakukan pendataan menurut pengakuan Ahad hampir sama dan tidak ada perbedaan. Untuk wilayah Jatim, volume konsumsinya mencapai 4.700 metrik ton per hari. (van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News