Polda Jatim Bongkar Perumahan Fiktif dengan Kerugian Capai Rp8,5 Miliar

Polda Jatim Bongkar Perumahan Fiktif dengan Kerugian Capai Rp8,5 Miliar Konferensi pers terkait penipuan dengan modus perumahan fiktif di Mapolda Jatim.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Unit V Subdit IV Renakta Ditreskrimum menangkap pelaku penipuan dan penggelapan properti dengan objek perumahan fiktif.

Satu tersangka bernama Hartono alias Budi yang mengaku sebagai direktur PT Budi Wahana Nusantara (BWN) setidaknya telah melakukan penipuan senilai Rp8,5 miliar dari para korban yang berjumlah 112 orang, dan masing-masing ditipu senilai Rp342 juta.

Kabid Humas , Kombes Pol Dirmanto, memberikan keterangan tentang penangkapan satu orang selaku direktur perusahaaan bidang properti Apartemen Eascovia yang berada di Jalan Kejawan Putih, Sukolilo, Surabaya.

“Jadi tersangka ini telah menawarkan kebeberapa korban dengan iming-iming bisa mengangsur bangunan dan tanah yang akan dipergunakan untuk perumahan. Beberapa korban telah melakukan angsuran selama 36 bulan. Namun setelah angsuran sudah 3 tahun lunas, ternyata bangunan perumahan belum berdiri,” kata Dirmanto saat konferensi pers, Senin (10/6/2024).

Tersangka telah menawarkan fisik tanah dan pembangunan apartemen ke beberapa korban sejak tahun 2017. Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum , AKBP Wahyu Hidayat, memastikan hal tersebut.

“Jadi pelaku ini menawarkan kepada korban bahwa tanah serta bangunan yang akan didirikan menjadi apartemen itu dengan harga murah dibandingkan sekitarnya karena letak strategis berdekatan dengan kampus ITS. Namun itu hanya fiktif,” paparnya.

Terbongkarnya aksi penipuan yang dilakukan oleh Hartono alias Budi setelah salah satu korban melaporkan ke . Salah satu korban telah melakukan angsuran sejak 2017 hingga 2020. Namun fisik pembangunan apartemen belum dilakukan oleh tersangka.

“Jadi korban ini tertarik tanah yang dijual karena di situ ada satu agunan yang berdiri dan merupakan kantor PT. Bumi Wahana Nusantara yang didirikan tersangka. Namun setelah korban merasa sudah membayar, ternyata belum kunjung ada bukti fisik bangunan perumahan. Kemudian melaporkan ke kami,” urai Wahyu.

Dari banyaknya korban akan kasus penipuan properti, memberikan saran kepada para masyarakat. Sebelum para konsumen melakukan pemesanan dan angsuran pembayaran, sebaiknya melakukan survei atau mempertanyakan kepada petugas terkait. 

"Mempertanyakan tentang keabsahan dokumen yang dijual oleh para pengembang properti. Bisa tanya ke tingkat kelurahan hingga pemerintah kota atau kabupaten,” kata Wahyu. (rus/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Akhirnya, Putra Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Santriwati Serahkan Diri ke Polda Jatim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO