KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Guna mempersiapkan kapasitas SDM dalam mengkaji dampak bencana, BPBD Kota Kediri menggelar bimbingan teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca-Bencana (Jitupasna). Agenda tersebut berlangsung pada 2-5 Juli 2024.
Kegiatan yang digelar di Ruang Rapat Kilisuci itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagaimana cara mengkaji kebutuhan pascabencana, dan penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekontruksi pascabencana secara tepat.
Baca Juga: Sidak Pasar Jelang Nataru, DKPP Kota Kediri Pastikan Semua Produk Hewani Penuhi Standar ASUH
“Kegiatan ini adalah proses peningkatan kapasitas tim Jitupasna untuk memiliki kemampuan menyusun dokumen pengkajian kebutuhan pascabencana,” kata Kalaksa BPBD Kota Kediri, Indun Munawaroh, Rabu (3/7/2024).
Tak hanya diikuti BPBD Kota Kediri, akan tetapi beberapa OPD bersama civitas akademika, TNI dan Polri yang tergabung ke dalam Tim Jitupasna Kota Kediri 2024, juga hadir dalam Bimtek kali ini. Nantinya, lanjut Indun, Tim Jitupasna akan berperan apabila suatu saat Kota Kediri ditetapkan dalam status tanggap bencana.
“Jadi penyelenggaraan penanggulangan tanggap bencana ada tiga tahap: pra bencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana. Tim kami akan bertugas setelah status tanggap bencana itu terjadi,” tuturnya.
Baca Juga: Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Sekdakot Kediri Bacakan Pidato Presiden Prabowo
Adapun komponen yang dianalisis dan dikaji meliputi dampak sekaligus akibat bencana, kemudian ditentukan kebutuhan untuk pemulihan. Kalaksa BPBD Kota Kediri menyatakan, "Setelah semuanya jadi sebuah dokumen, maka dokumen ini yang menjadi dasar pelaksanaan rehabilitasi dan rekontruksi selanjutnya.”
Pada pelaksanaan rekontruksi dan rehabilitasi inilah diperlukan kerja sama lintas sektor, karena pada proses inilah akan melibatkan semua aspek, meliputi: infrastruktur, sarana prasarana, dan SDM.
Disebutkan, terdapat beberapa Kajian Resiko Bencana (KRB) yang telah ditetapkan, seperti kekeringan, tanah longsor, cuaca ekstrem, gempa bumi, dan banjir genangan dengan potensi ancaman sedang.
Baca Juga: Pemkot Kediri Apresiasi Wajib Pajak yang Tertib dan Taat
Dengan digelarnya kegiatan itu, personel yang tergabung dalam Jitupasna diharapkan mempunyai kemampuan untuk bisa menyusun dokumen Jitupasna yang terstandarisasi. Bimtek Jitupasna menghadirkan pemateri dari Universitas PGRI Yogyakarta dan diikuti sebanyak 24 peserta.
“Harapan kami bisa merangkul pentahelix, meliputi: pemerintah, masyarakat, badan usaha, media, civitas akademika dalam satu tim untuk memberikan analisa bagaimana proses seandainya terjadi bencana pulihya bagaimana,” ucap perempuan yang baru saja dilantik sebagai Kepala Bakesbangpol Kota Kediri itu. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News