![Berkeluh Kesah Penghasilan Tetap, PPDI Berharap Gus Barra Jadi Bupati Mojokerto Berkeluh Kesah Penghasilan Tetap, PPDI Berharap Gus Barra Jadi Bupati Mojokerto](/images/uploads/berita/700/02bd421d2bba2963b8b93246884c226d.jpg)
“Datang ke sini saja (ke acara Rakor) perlu perjuangan,” kata Heru.
Namun Heru Mulyono minta perangkat desa yang hadir tak usah takut. “Pun wedi-wedi. Bayarane sami (Tak usah takut, bayarannya sama,” kata Heru sembari tersenyum.
Gus Barra merespon positif keluh kesah para perangkat desa itu. Menurut Gus Barra, penghasilan tetap perangkat desa memang belum sesuai dengan tugas atak kerja berat mereka. Tapi semua itu bisa dikomunikasikan dan dimusyawarahkan.
“Asal tak melanggar aturan, agama dan norma masyarakat,” kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir itu.
Gus Barra berjanji, jika mendapat amanah sebagai bupati Mojokerto ia akan membuka pintu lebar untuk perangkat desa dan masyarakat. “Insyaallah tak akan sulit menemui kami jika diberi amanah mimpin Mojokerto,” kata Gus Barra.
Sementara Kiai Asep memuji perjuangan para perangkat desa. Menurut dia, sesuai dengan lagu mars mereka, para perangkat desa adalah pejuang bangsa terdepan.
“Karena yang tahu permasalahan masyarakat adalah perangkat tingkat desa,” kata Kiai Asep juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Kiai Asep mengaku memahami kesulitan para perangkat desa. Karena itu, tegas dia, kita perlu berjuang untuk menegakkan keadilan agar semua perangkat desa yang punya potensi bisa meningkatkan karirnya. Sehingga Mojokerto maju, adil dan makmur.
Kiai Asep memberi contoh orang yang ingin masuk carik. Menurut dia, jika pemerintah Mojokerto dikelola secara adil dan benar, maka seseorang yang mau jadi carik tak perlu menyuap.
“Kalau ada orang mau jadi carik yang biarkan jadi. Tak usah bayar,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep menegaskan seorang pemimpin harus berpegang teguh pada kaidah fiqh: Tasharruful imam 'alar ra'iyyah manuthun bil maslahah. “Kebijakan pemimpin terhadap rakyatnya harus diorientasikan kepada pertimbangan kemaslahatan,” katanya.
Kiai Asep juga minta kepada para perangkat desa yang hadir. Menurut dia, jika kelak Gus Barra ditakdir jadi bupati, informasikan problem desa kepada dirinya. Misalnya ada rumah yang tak layak huni.
“Nanti saya akan adakan bedah rumah. Biayanya dari saya pribadi, tidak dari APBD. Kan perangkat desa yang tahu kalau ada rumah yang tak layak huni,” kata Kiai Asep.
Senada dengan Kiai Asep minta perangkat desa tak usah takut. “Tak usah takut demi (kemajuan) desa kita,” katanya.
Ia menyadari para perangkat desa datang ke acara ini butuh keberanian dan perjuangan. Tapi perjuangan itu perlu dilakukan. “Karena memilih pemimpin itu sangat menentukan nasib kita 5 tahun ke depan,” kata bupati Mojokerto periode 2002-2008 itu.
PPDI memberikan cindra mata baju seragam PPDI kepada Gus Barra. Ketua PPDI Mojokerto Heru Mulyana.minta Gus Barra mengenakan baju seragam PPDI itu. Seketika itu juga Gus Barra mengenakan baju batik berwarna merah semi mawar itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News