Soal MLB NU, Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Jangan-jangan Mereka Gak Bisa Ngaji

Soal MLB NU, Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Jangan-jangan Mereka Gak Bisa Ngaji Gus Kholili Kholil, cucu Syaikhona Kholil Bangkalan. Foto: Ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejumlah kiai dan perwakilan pondok pesantren yang merupakan cucu dan keturunan pendiri Nahdlatul Ulama () menggelar konsolidasi nasional di Cirebon pada 8-9 September 2024. Pertemuan kelompok yang menamakan diri sebagai Presidium MLB itu bertujuan untuk mendorong pelaksanaan Muktamar Luar Biasa (MLB) .

Pertemuan Presidium MLB di Cirebon itu sontak mendapat tanggapan dari cendekiawan muda , Kholili Kholil. Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan itu merasa aneh kalau cucu-cucu pendiri kumpul-kumpul untuk menginisiasi MLB .

Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil

"Pendiri itu dikenal karena ilmu dan akhlaknya. Aneh kalau para cucu pendiri kumpul-kumpul untuk mendorong MLB . Jangan-jangan mereka tidak bisa mengaji," kata Gus Kholili, dalam keterangannya, Selasa (10/9/2024).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Amiroh, Canga'an, Bangil, Pasuruan, ini mengatakan, harusnya cucu pendiri itu memberi contoh kumpul-kumpul dengan mengaji atau bahsul masail. Ia menyindir jangan-jangan mereka yang berkumpul itu tidak bisa mengaji.

Menurutnya, kalau bisa mengaji, bisa membaca kitab usul fikih seperti Al Mustashfa, sastra Arab. Termasuk Maqamat al-Hariri, kitab tauhid seperti Al-Mawaqif. Tentu mereka tidak disibukkan dengan agenda-agenda sarat politis seperti MLB.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

"Selain pengangguran, seperti kata Ketua Umum PB, saya juga curiga mereka tidak bisa mengaji," kata juara lomba baca kitab (MQK) tingkat nasional tahun 2017 tersebut.

Seperti diketahui, sejumlah cucu dan keturunan pendiri menggelar Konsolidasi Nasional Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB di Cirebon, Jawa Barat. Mereka mendorong agar dilaksanakan MLB .

Pertemuan itu menghasilkan sejumlah keputusan, diantaranya meminta kepada Kemenkumhan, c.q. Direktorat Jenderal Administrasi Umum untuk membekukan SK pencatatan dan pengesahan perubahan AD/ART dan kepengurusan PB sebagaimana tercatat dalam AHU 0001097.AH.0108.Tahun 2024. (mdr/rev)

Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO