KOTA PASURUAN,BANGSAONLINE.com - Peluang Pemilihan Wali Kota Pasuruan hanya diikuti satu pasangan calon atau calon tunggal menuai reaksi warga Kota Pasuruan.
Sebab, saat ini pendaftar di KPU hanya Paslon Adi Wibowo-Mokhamad Nawawi (ANUGRAH) yang diusung oleh seluruh Parpol di Parlemen.
Baca Juga: Pawai Sound Horeg 2 Paslon di Kabupaten Pasuruan Tak Jelas, Polisi Belum Ambil Sikap
Ali Akbar, salah satu warga Kota Pasuruan mengaku prihatin dengan fenomena calon tunggal itu.
Ia melihat kondisi politik di Kota Pasuruan sedang tidak baik-baik saja dan menilai demokrasi kota kelahirannya ini mati suri.
" Makanya, saya memilih untuk tidak memilih. Saya lebih baik memilih kotak kosong, daripada memilih calon tunggal. Ini bukan ajakan, tapi ini sikap saya menanggapi situasi seperti ini," katanya, kepada BANGSAONLINE Kamis (19/9/2024) di Sebuah Warung Vios, Bangilan, Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Baca Juga: Dispendikbud Kota Pasuruan Gelar Apresiasi Merdeka Belajar Tingkat SD dan SMP 2024
Pilihan kotak kosong adalah simbil kritik kepada Parpol yang ada di Kota Pasuruan. Dalam hal ini parpol, menurutnya, hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan. Bukan kepentingan rakyat.
Semestinya, bila parpol itu mengakomodir kepentingan rakyat, otomatis parpol berlomba mengusung paslon yang jadi representasi kepentingan rakyat.
Baca Juga: Wujudkan Kondusivitas Jelang Pilkada 2024, KKD Jatim Gelar FGD Pengamanan Ruang Digital
" Artinya, paslon yang diusung adalah sosok yang bisa merepresentasikan kepentingan rakyat, bukan kepentingan kelompoknya saja," ujar pria yang dipanggil Yek Ali ini.
Senada dengan Ali, Mustofa di lokasi yang sama juga kecewa dengan keadaan politik yang mencederai nilai-nilai demokrasi.
Hal ini lantaran semangat demokrasi dirusak oleh nafsu dan syahwat parpol yang memilih tak bertanding di pesta demokrasi lima tahunan. Selayaknya pesta, rakyat harus bergembira tanpa adanya satu paslon saja.
Baca Juga: Gus Mujib: Pasangan Mudah Hadir untuk Mengabdi
" Makanya, pilihan kotak kosong adalah bentuk perlawanan terhadap situasi politik hari ini di Kota Pasuruan," kaata Mustofa.
Menurutnya, pemilihan kepala daerah jadi ajang untuk adu gagasan, adu pemikiran dan adu program antarpaslon untuk ditawarkan. Setelahnya, biarkan rakyat yang memilih mana yang mewakili kebutuhan mereka.
"Pertanyaannya begini, apakah paslon tunggal yang ada itu menjadi representasi pemimpin yang dibutuhkan rakyat, kan belum tentu juga. Ini yang tidak baik untuk sejarah demokrasi Kota Pasuruan," tuturnya.
Baca Juga: PKB Kabupaten Pasuruan Umumkan Survei LSI Paslon MUDAH, Unggul di Angka 49,9 Persen
Mustofa menyebut, Pilwali adalah proses politik untuk mencari pemimpin, dan tentunya rakyat berharap bisa mendapatkan yang terbaik sesuai dengan harapan karena jabatan yang melekat selama lima tahun.
"Munculnya calon tunggal tidak akan memberi alternatif pilihan yang beragam untuk rakyat. Ini yang saya kritik dan saya lawan, sekalipun secara konstitusi tidak ada yang dilanggar dan diperbolehkan calon tunggal," terangnya. (afa/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News