KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Paguyuban Pendekar Nusantara mengadakan deklarasi dukungan kepada pasangan calon wali kota nomor urut 1, Vinanda Prameswati dan wakilnya, KH Qowimuddin Thoha, pada pesta demokrasi November mendatang di Kota Tahu.
Dalam mengekspresikan dukungannya, mereka menggelar ajang tarung bebas 'Pencak Dor' di Lapangan Dadapan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Minggu (27/10/ 2024). Kegiata juga dihadiri sesepuh Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI) dan Pagar Nusa Kota Kediri, Gus Badrul Huda Zainal Abidin, bersama Gus Muhtadi Lirboyo, Anas Rahmanto serta Mbak Vinanda.
Baca Juga: Relawan Peduli Lingkungan Gelar Aksi Tanam Pohon di Dam Kunir Kediri
Menurut Anas, yang juga pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Kediri, alasan mendukung Mbak Vinanda dan Gus Qowim karena pasangan calon ini peduli terhadap seni bela diri khususnya pencak dor.
"Kami mengucapkan terima kasih atas support mbak Vinanda. Kami berharap ikon Kota Kediri bisa terjaga. Jangan sampai dipersulit perizinannya. Kalau ada sesuatu yang menghambat, mari kita perbaiki bersama-sama, agar kegiatan Pencak Dor ini bisa kita perbaiki bersama-sama," paparnya.
Ia merasa prihatin karena selama ini Pencak Dor kerap dicap negatif dan diidentikkan dengan aksi tawuran. Padahal perlombaan seni tarung bebas yang didirikan oleh almaghfullah KH. Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum) tersebut merupakan ikon sekaligus jati diri Kota Kediri.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Apresiasi Penyaluran Distribusi Logistik Pilkada 2024
"Jika ada label dan diidentikkan dengan tawuran, ini suatu kekurangan yang harus kita poles, supaya cap itu bisa hilang. Bagaimanapun juga pencak dor adalah jati diri Kota Kediri yang harus senantiasa kita lestarikan," ujarnya.
Paguyuban Pendekar Nusantara merupakan wadah dari berbagai perguruan silat yang yang ada di Kota Kediri dan memiliki ribuan anggota. Mereka sepakat dan berikrar mendukung Mbak Vinanda dan Gus Qowim sebagai salah satu ikhtiar untuk tetap melestarikan seni budaya Pencak Dor.
Sementara itu, Vinanda merasa bersyukur dan berterima kasih atas dukungan dari Paguyuban Pendekar Nusantara. Melalui seni budaya Pencak Dor, lulusan Magister Kenotariatan Universitas Airlangga itu bisa mengambil pelajaran hidup tentang semangat kebersamaan dan menjaga sikap sportivitas dalam sebuah kompetisi.
Baca Juga: Survei Polco Sebut Ali Makki-Ali Ruchi Ungguli Ipuk-Mujiono di Pilkada Banyuwangi 2024
"Acara ini sangat bagus sekali. Saya berharap cara ini bisa terus dilestarikan," katanya.
Pencak Dor merupakan pertandingan silat satu lawan satu yang diiringi oleh alunan musik bedug, jedhor dan dipadukan dengan rebana. Tradisi ini selalu menjadi magnet dan daya tarik bagi para pesilat.
Tak heran, apabila dalam setiap pagelaran pencak dor banyak pesilat yang datang untuk berpatisipasi maupun sebagai penonton. Tradisi ini menjadi ajang latihan tanding antar pesilat dan berlatih para atlet.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Pagelaran ini berawal dari kegelisahan Gus Maksum, cucu dari KH Manaf Abdul Karim, di mana saat itu marak sekali perkelahian antar pelajar di Kediri di era 90-an. Gus Maksum menginisiasi Pencak Dor untuk menjalin silaturahmi sesama pendekar sekaligus menjadi media dakwa bagi para pemuda. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News