Siswi SDN 1 Kranggan Mojokerto Ciptakan Alat Pencuci Telur Asin Otomatis

Siswi SDN 1 Kranggan Mojokerto Ciptakan Alat Pencuci Telur Asin Otomatis Dua siswi SDN 1 Kranggan saat sedang memperagakan penemuan mesin pencuci telur hemat biaya dan waktu. foto istimewa

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Terinspirasi dari kesusahan produsen telur asin, dua bocah SD di ini membuat mesin pencuci telur hemat biaya dan waktu.

Mencuci telur bebek sebelum dan sesudah diasinkan menjadi kendala produsen telur asin di . Selain membutuhkan waktu lama, pencucian secara manual membutuhkan biaya yang cukup besar. Belum lagi resiko telur pecah.

Baca Juga: Bupati Ikfina Apresiasi DPRD Mojokerto Dalam Rapat Paripurna Raperda APBD TA 2025

Itulah yang menjadi inspirasi bagi Farah Dinnisa Ilmarini (11) dan Aurora Btari Maharani (12) untuk membuat kotak pencuci telur semi otomatis. Alat pencuci telur karya dua murid kelas VI SDN 1 Kranggan itu membuat proses mencuci telur bebek lebih cepat dan hemat biaya dibandingkan cara manual.

Bahkan, alat sederhana itu mengantarkan Farah dan Aurora menjadi salah satu peneliti cilik terbaik dalam ajang Junior Scientist Award 2015 yang digelar sebuah produsen obat-obatan ternama di Indonesia.

"Kami sering melihat pengusaha telur asin di kampung kami masih tradisional dalam mencuci telur. Cara itu butuh waktu lama, reskio pecah, dan biayanya mahal. Maka kami membuat mesin boks ini," kata Aurora kepada wartawan saat memperagakan cara kerja kotak pencuci telur buatan mereka di SDN 1 Kranggan, Senin (21/9/2015).

Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah

Pelajar asal Desa Sumber Girang, Kecamatan Puri, itu menjelaskan, kotak pencuci telur buatannya memudahkan produsen telur asin dalam mencuci telur bebek sebelum dan sesudah diasinkan. Menurutnya, selama ini produsen telur asin mencuci telur bebek dengan cara manual dengan menggunakan sikat baju.

Cara mencuci telur tradisional itu membutuhkan waktu 30 detik per butir atau 9 jam untuk 1.000 butir telur bebek. Pengusaha pun harus membayar tenaga pencuci telur Rp 200 per butir.

"Dengan alat ini, proses mencuci telur bisa lebih cepat, hanya 10 detik per butir atau hanya 3 jam untuk mencuci seribu telur. Selain itu menghemat biaya, tenaga, serta mengurangi resiko telur pecah," ujar putri pasangan Agus Suhendi (43) dan Ninis Puspita (42) itu.

Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ringkus Terduga Pelaku TPPO

Lantas bagaimana bentuk dan cara kerjanya alat pencuci telur ini? Dengan cekatan kedua gadis SD itu memperagakan cara merakit alat tersebut.

Menurut Farah, bahan membuat alat pencuci telur ini mudah didapatkan. Antara lain terdiri dari kotak plastik berukuran 40x80 centimeter, pipa PVC ukuran 3 dim sepanjang 3 meter, alat pemompa air elektrik (aerator), serta ijuk sapu yang sudah dirangkai membentuk tabung sesuai ukuran pipa PVC. Biayanya pembuatannya pun cukup terjangkau, yakni Rp 1 juta per unit.

"Cara kerjanya setelah air dialirkan dengan aerator, telur akan mengalir ke dalam pipa. Sepanjang pipa, telur secara otomatis tergosok oleh ijuk yang terpasang di dalam pipa," jelas putri pasangan Fatayasin (45) dan Indiyah Sulistyorini (45) itu.

Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis

Alat pencuci telur buatan dua pelajar sekolah dasar ini memang efisien. Dalam waktu singkat, telur bebek yang sebelumnya kotor oleh tanah, terlihat bersih setelah dimasukkan ke dalam kotak pencuci telur ini.

Tak ayal, karya Farah dan Aurora ini mendapat penghargaan peringkat nasional dalam ajang Junior Scientist Award yang digelar PT Kalbe Farma beberapa waktu lalu. Keduanya menjadi satu dari 9 peneliti cilik terbaik se Indonesia setelah menyisihkan 800 penelitik cilik lainnya. Bahkan dalam waktu dekat, karya penelitik cilik asal Kota Onde-onde ini bakal diikutkan dalam lomba karya inovasi tepat guna tingkat internasional.

"Kami sangat bangga bisa menjadi pemenang. Kami berharap temuan kami bisa bermanfaat bagi pengusaha telur asin. Kami siap membantu para pengusaha jika ingin membuat alat ini," ungkap Farah.

Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Tangkap Buron Penganiayaan

Karya peneliti cilik ini tak lepas dari bimbingan Arif Wibowo, peneliti dari lembaga riset swasta, Bina Bangsa, Jombang. Dia yang selama sebulan penuh membimbing Farah dan Aurora untuk merealisasikan alat pencuci telur tersebut. Arif berharap, karya Farah dan Aurora bisa mendapatkan hak paten dari pemerintah.

"Kami berharap setelah menjalani penelitian lebih lanjut dan uji coba, alat pencuci telur ini bisa diproduksi secara massal agar bisa membantu para pengusaha telur asin," tandasnya. (ris/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO