Ubah Kemustahilan Jadi Keniscayaan, PHE WMO Kembali Raih Proper Emas 2024

Ubah Kemustahilan Jadi Keniscayaan, PHE WMO Kembali Raih Proper Emas 2024

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - () kembali meraih Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) Emas dari.

Penghargaan ini diperoleh melalui inovasi Program Eco-edufarming yang dikembangkan di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dengan melibatkan 28 anggota Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera (BSS).

Baca Juga: Petrokimia Gresik Pertahankan Proper Emas dari Kementerian LH Empat Tahun Berturut-turut

sebagai bagian dari Zona 11 Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina, mengimplementasikan program ini untuk mengatasi lahan kritis yang memiliki kandungan bahan organik yang rendah dan struktur tanah yang kurang baik, sehingga kurang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.

Secara sosial, masyarakat Desa Bandangdaja belum menguasai pengetahuan dan keterampilan terkait dengan pengelolaan SDA. Sehingga banyak potensi desa yang belum optimal dimafaatkan. Hal tersebut juga membuat masyarakat Desa Bandangdaja lebih memilih merantau daripada hidup di desa.

Selain itu, volume limbah kotoran hewan di desa cukup tinggi. Masyarakatnya pun mengalami ketergantungan pasokan sayur dan buah dari luar pulau.

Baca Juga: Jadi Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Pertama, SMPN 6 Kota Kediri Terima Verifikasi Lapang

Ketua Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera, Ahmad Marnawi, membenarkan jika selama ini banyak lahan pertanian di Bandangdaja yang kering dan tidak bisa dimanfaatkan.

Warga jarang mengonsumsi sayur dan buah karena pasokan tersebut didatangkan dari Jawa sehingga membuat harga sayur dan buah mahal.

Warga juga mencoba beternak sapi, namun saat kemarau, tak mudah bagi mereka untuk mencari pakan ternak. Kekeringan lahan membuat petani tidak sejahtera dan ini berdampak pada sektor pendidikan.

Baca Juga: Petrokimia Raih Penghargaan dari Kementerian LHK atas Kontribusi Dukung Proklim

Hasilnya, mengubah kemustahilan menjadi keniscayaan. Program ini berhasil meningkatkan produktivitas 6,7 hektare lahan kering dan memanfaatkan 95,8 ton limbah ternak untuk pupuk organik.

Selain itu, lebih dari 6 ton cocopeat per tahun dimanfaatkan untuk membantu penghematan air dengan menggunakan sistem pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna.

Manager WMO Field, M. Basuki Rakhmad, mengatakan perusahaan juga memperkenalkan alat soil nutrient sensor kepada warga untuk mengukur kandungan nutrisi penting dalam tanah seperti nitrogren, fosfor, dan juga kalium.

Baca Juga: SKK Migas-PHE WMO Gelontorkan 1.000 Paket Sembako untuk Korban Banjir di Bangkalan

Alat ini membantu petani untuk menyesuaikan pengaplikasian pupuk agar tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Penggunaan sensor dapat memastikan tanaman petani tumbuh dengan optimal dan hasil panen yang lebih baik dengan tingkat keberhasilan 99,3 persen.

Petani juga diperkenalkan dengan metode rain harvesting, yakni melakukan proses pengumpulan dan penyimpanan air hujan untuk digunakan di kemudian hari, serta menerapkan Atmosfering Harvesting, yang merupakan teknologi untuk mengumpulkan air dari kelembapan udara.

"Kami melalui Eco Edufarming mendiseminasi pengetahuan tentang pembuatan pupuk kompos, pupuk organik cair (POC), mikro organisme lokal (MOL), silase, dan olahan produk pertanian lainnya," kata Basuki Rakhmad.

Baca Juga: Terima Penghargaan Proper Emas dari Wapres, Dwi Satriyo: Memacu untuk Terus Berinovasi

tak hanya berhasil memanfaatkan cadangan air yang surplus sebesar 44 juta meter kubik per tahun di Ketapang, namun juga menciptakan kesadaran petani untuk menerapkan sistem pertanian hemat air dan organik. Alhasil mereka berhasil menanam tanaman holtikultura di lahan kering seperti cabai, tomat, semangka, melon, kangkung, dan lain-lain dengan sistem intensifikasi tanaman satu lubang dua tanaman.

"Setelah mengenal , masyarakat memperoleh angin segar. Kami diajari bertani secara organik dan menggunakan teknologi tepat guna," kata Local Hero Marnawi.

Baca Juga: Berkat Inovasi Siram Berbakat dan TUF, PHE WMO Sukses Pertahankan Proper Emas

Kini lebih dari 30 kelompok yang mereplikasi program Eco Edufarming dan lebih dari 140 petani mengakses pengetahuan tentang metode pertanian organik. Selain itu, lebih dari 60 sekolah melalukan kunjungan studi di demplot Eco Edufarming.

"Kami berharap program tidak hanya berguna terhadap penerima manfaat. Lebih dari itu, program yang kami prakarsai diharapkan bisa memberikan multiplier effect memberikan kemanfaatan bagi masyarakat luas," tutur General Manager Zona 11 Zulfikar Akbar.

Berawal dari Eco Edufarming, kini petani membudidayakan melon sistem Machida, yakni satu pohon melon dapat menghasilkan lebih dari 20 buah. Upaya ini berhasil mendongkrak pendapatan kelompok hingga Rp156 juta per tahun.

Baca Juga: Raih Penghargaan Adiwiyata Terbanyak, Khofifah: Hasil Konsisten Ciptakan Lingkungan Sekolah Sehat

Keberhasilan program ini juga telah didukung dengan adanya buku pembelajaran terkait dengan pengelolaan pertanian di lahan kering dan juga adanya penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award karena terbukti mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan tujuan 15 Ekosistem Daratan.

"Pada akhirnya kami bersyukur, apa yang kami lakukan diganjar oleh penghargaan tertinggi . Kami menganggap ini sebuah apresiasi tinggi terhadap apa yang dilakukan . Namun lebih dari itu, kami bahagia, karena dengan program ini, kami bisa membersamai masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup mereka," kata Zulfikar. 

Sebagai informasi, tahun ini terdapat 4.495 perusahaan yang terdaftar dalam penilaian Proper, di mana 85 perusahaan mendapat , 227 perusahaan Proper Hijau, 2.649 perusahaan Proper Biru, 1.313 perusahaan Proper Merah, dan 16 perusahaan dapat Proper Hitam. (uzi/mar)

Baca Juga: Abdul Halim, Ketua Komisi C DPRD Jatim Apresiasi Pengalihan PI 10 Persen PHE WMO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO