
YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ratusan massa menggeruduk kampus Universitas Gajah Maa (UGM) Yogyakarta. Massa yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) itu mendatangi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Selasa (15/4) pagi.
Mereka meminta klarifikasi tentang dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi.
Massa yang didominasi kalangan 'emak-emak' datang sekitar pukul 07.45 WIB. Mereka langsung berkumpul di depan gedung Ruang 109 Fakultas Kehutanan UGM.
Mereka membentangkan spanduk yang intinya minta UGM jujur soal ijazah Jokowi.
“UGM jujur saja…demi bangsa dan negara untuk apa bela Jokowi,” demikian bunyi spanduk yang dibentangkan massa aksi.
Begitu tiba di lokasi mereka langsung mengumandangkan tuntutan agar kampus membuktikan keaslian ijazah Jokowi. Pihak kampus tampak menerima audensi. Empat perwakilan massa aksi masuk ke ruang di Ruang 109 Fakultas Kehutanan UGM untuk mengikuti audiensi bersama rektorat menyangkut ijazah Jokowi.
Mererka adalah Tifauzia, Roy Suryo, Rismon Hasiholan, Syukri Fadholi.
"(Klarifikasi) tentang keasliannya itu. Keaslian ijazah yang beredar itu lho, fotokopi yang beredar. Tetapi karena Pak Jokowi kan belum menyerahkan itu semuanya di pengadilan," kata Syukri Fadholi sebelum mengikuti audiensi seperti dilansir CNN.
"Kalau memang presiden itu punya ijazah, serahkan. Saya meyakini kalau itu diserahkan, selesai masalahnya," sambung mantan wakil wali Kota Yogyakarta itu.
Di antara kerumunan massa terlihat sosok politikus senior, Amien Rais. Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengatatakan bahwa penjelasan UGM mengenai ijazah Jokowi selama ini tidak cukup membuktikan dan justru terkesan berputar-putar.
"Ya, tapi kan (penjelasan UGM) enggak ada buktinya, ya. Saya dulu, dua tahun yang lalu, pernah memberikan solusi simpel sekali, ya. Jadi, kalau urusan Jokowi, sebagai presiden, turun, ke PN Jakarta Pusat, bawa ijazahnya, 'Ini lho ijazah saya' sudah selesai, ya. Jadi, itu saja sesungguhnya. Tapi ini bertele-tele, ya, putar-putar ini," ujar mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.