Kisah Penemuan Arca di Kediri, Warga Sempat Demam hingga Warung Laris, Ini Kata Disbudpar

Kisah Penemuan Arca di Kediri, Warga Sempat Demam hingga Warung Laris, Ini Kata Disbudpar Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi (kiri) bersama Kepala Desa Gayam, Susilo dan Eko Priyatno saat mengecek kondisi arca yang baru ditemukan. Foto: Muji Harjita/Bangsaonline.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sebuah arca yang memiliki dimensi tinggi 74 cm, lebar 47 cm, dan tebal 38 cm, ditemukan di lahan pertanian tebu di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri pada Jumat (20/6/2025) sore. Arca tersebut diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan abad 9-10.

Tarmuji (63), warga Desa Tiru Lor yang ikut mengevakuasi mengatakan, arca tersebut ditemukan saat seorang sopir traktor membajak lahan, dan tidak sengaja menyangkut sebuah batu besar yang tertanam di tengah lahan.

Sejak insiden itu, kata Tarmuji, sopir tersebut demam tinggi selama tiga hari dan pikirannya kacau. Dalam kondisi bingung, ia terus-menerus merasa terdorong untuk kembali ke lahan tempatnya membajak.

Di hari ke tiga, sopir itu mengajak Tarmuji untuk melihat batu yang membuatnya gelisah. Saat mereka gali lebih dalam, ternyata itu bukan batu biasa, melainkan arca kuno yang terkubur di kedalaman sekitar setengah meter.

“Saya diajak ke lokasi, katanya ada batu yang bikin dia gak enak badan. Setelah dilihat, ternyata arca. Posisi kepalanya di bawah, seperti sudah lama terkubur,” ungkap Tarmuji.

Bahkan beberapa hari sebelum penemuan, Tarmuji yang memiliki warung di dekat lokasi arca mengaku sering melihat sosok tinggi besar berjalan dari barat ke timur, lalu menghilang ke arah utara, tepat ke arah lokasi arca. Ia bahkan sempat mengira sosok itu adalah istrinya, tapi setelah ditunggu berjam-jam, sosok itu tak kunjung kembali.

Tarmuji juga mengatakan bahwa warungnya sempat ramai pembeli secara tiba-tiba.

“Selama empat hari berturut-turut, dagangan saya laris lima kali lipat dari biasanya. Enggak sempat duduk, terus menggoreng,” ujarnya sambil tersenyum.

Tarmuji kemudian memandikan arca tersebut dengan air bunga dan membakar dupa sebagai bentuk penghormatan. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih.

“Ibaratnya, arca ini sudah lama tertimbun, lama enggak diperhatikan. Saya bersihkan, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah memberi berkah dan kesehatan untuk warga di sini,” ujarnya.

Menanggapi penemuan ini, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menyampaikan bahwa arca telah diamankan sementara oleh pihak desa untuk menjaga keutuhan dan keselamatannya.

“Penemuan ini akan kami tindak lanjuti bersama tim Balai Pelestarian Kebudayaan. Kami mengimbau warga agar tidak memindahkan atau mengubah posisi temuan sebelum proses kajian selesai. Arca seperti ini merupakan bagian penting dari warisan sejarah kita,” kaya Mustika, Sabtu (21/6/2025).

Menurut Mustika, penemuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa wilayah Kecamatan Gurah, khususnya Dusun Tondowongso, merupakan kawasan penting dalam peradaban masa lampau, yang pada tahun-tahun sebelumnya juga sempat menjadi lokasi penemuan candi dan struktur kuno lainnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Priyatno menambahkan, arca tersebut memiliki 4 muka yang diperkirakan arca Brahma.

“Arca tersebut ditemukan sekitar 300 meter disebelah timur situs Tondowongso. Diduga kuat merupakan percandian Tondowongso yang merupakan candi di masa kerajaan Kahuripan antara abad 9-10,” kata Eko. (uji/msn)