
Siti Nur Aini tak kuasa menahan kesedihannya saat kembali mengisahkan detik-detik anaknya kritis.
Ia menceritakan, awalnya Hanania hanya mengalami demam biasa. Namun setelah dirawat di klinik sejak 30 Mei 2025, kondisi putrinya justru memburuk.
"Tangannya bengkak, panasnya nggak turun-turun. Saya tanya terus kenapa begini, jawabannya cuma disuruh kompres air hangat. Padahal malah makin parah,” ujarnya.
Puncaknya, pada hari kelima Hanania mengalami kejang dan kondisi fisiknya memburuk drastis. Tangannya biru, melepuh.
"Saya kaget sekali. Dokternya pun baru bilang kalau hasil lab ternyata demam berdarah. Dari awal saya sudah minta rujukan, tapi selalu ditunda,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengaku sempat ditolak saat ingin menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Awalnya dibilang nggak bisa pakai KIS, jadi saya pakai jalur umum. Tapi setelah anak saya kritis baru diberitahu kalau bisa. Kenapa tidak dari awal?,” ujarnya.
Kasi Humas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono, membenarkan adanya laporan dari keluarga korban.
“Benar, sudah melapor. Saat ini masih dalam penyelidikan,” tandasnya. (cat/van)