
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tragedi terbaliknya perahu nelayan pencari tiram di Perairan Ketingan, Sidoarjo, menelan korban jiwa. Dua nelayan ditemukan meninggal dunia, sementara satu lainnya berhasil selamat setelah sempat dilaporkan hilang.
Peristiwa bermula saat tujuh nelayan berangkat dari Pelabuhan Kota Pasuruan pada Sabtu (27/9/2025) malam sekitar pukul 23.30 WIB menuju perairan Curah Ombo, Sidoarjo, untuk mencari tiram.
Mereka menggunakan kapal milik Sapi’i, warga Desa Kesek, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang juga bertindak sebagai nakhoda.
Setelah mengumpulkan 73 sak tiram, rombongan memutuskan kembali ke Pasuruan. Namun, pada Minggu (28/9/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, kapal mereka dihantam ombak besar disertai angin kencang hingga akhirnya terbalik.
Lima orang selamat, yakni Sapi’i, Idris (44), Sunarsih (55), Saparih (38), dan Ulfa, warga Kelurahan Tapaan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Sementara 2 korban meninggal dunia adalah Suya dan Khamima (41), juga warga Tapaan.
Kedua jenazah dievakuasi oleh tim gabungan dari Satpolairud Polres Pasuruan Kota, BPBD, dan Polsek Bugul Kidul, lalu dibawa ke RSUD dr. Soedarsono sebelum dimakamkan di rumah duka.
Menurut kesaksian Idris, ia dan tiga rekannya bertahan dengan berpegangan pada tali kapal saat gelombang menggulung perahu.
Mereka berhasil mencapai tepian hutan mangrove dan diselamatkan oleh warga setempat. Ulfa ditemukan selamat pada Senin pagi (29/9/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.
Evakuasi korban melibatkan tim gabungan dari berbagai unsur, termasuk perangkat Kelurahan Tapaan. Seluruh proses pencarian dan pemakaman berlangsung kondusif.
Tragedi ini menjadi pengingat akan tingginya risiko keselamatan bagi nelayan tradisional yang melaut dengan perahu terbatas dan minim perlengkapan keamanan.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan semakin peduli terhadap perlindungan nelayan agar kejadian serupa tidak terulang. (maf/par/mar)