Konsep Bangunan Tahan Gempa ITS Raih Juara di KJI dan KBGI 2025

Konsep Bangunan Tahan Gempa ITS Raih Juara di KJI dan KBGI 2025 Tim Askara ITS saat merancang bangunan pada ajang Kompetisi Bangunan dan Gedung Indonesia (KBGI) 2025 kategori Baja. (Ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kepala Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Tatas, mengungkapkan ada tiga tim ITS yang berhasil meraih prestasi di ajang Kompetensi Jembatan Indonesia (KJI) XX dan Kompetensi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XVI 2025 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Minggu (16/11/2025) lalu.

Yang pertama adalah tim dari Indestruktra yang berkompetisi di kategori KBGI Beton. Tim ini meraih juara III dengan mengusung karya unggulan bernama Metronava Tower.

Karya inovasi yang dirancang Indestruktra memiliki pendekatan inovatif yang mengintegrasikan teknologi struktur tahan gempa dengan prinsip desain berkelanjutan.

“Adapun material yang digunakan dalam rancangan tim ini adalah Graphene‐Enhanced Concrete,” jelas Tatas, Selasa (18/11/2025).

Berikutnya adalah kategori KBGI Baja yang diikuti oleh tim Askara yang juga dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil yang mengusung karya bertajuk Argawidya Tower.

Karya ini dirancang dengan konsep Smart Green Economy (SGE) Seismic Building, yaitu gedung cepat bangun, kokoh, dan tahan gempa.

Dipaparkan Tatas, bangunan yang dirancang tim Askara juga terintegrasi dengan ekonomi hijau melalui pendekatan Internet of Things (IoT). Tim ini pun sukses meraih penghargaan di dua kategori sekaligus, yakni menjadi pemenang pada kategori Kreativitas Rancang Bangun dan kategori Metode Pelaksanaan.

Yang terakhir, dari tim Trikarsa yang berhasil mendapat juara Harapan I di ajang KJI. Jembatan karya tim Trikarsa memiliki inovasi struktural berupa lubang pada pelat gelagar dan ikatan angin yang mampu mengurangi berat sampai 20 persen tanpa mengganggu kinerja.

“Inovasi juga dilakukan dengan penggunaan pelat gusset berbentuk fillet yang menurunkan berat sambungan sekitar 20 persen,” ungkapnya.

Tatas berharap dari inovasi dan hasil yang dicapai tim-tim ini dapat dilanjutkan untuk penelitian yang lebih intensif. Ia juga berharap inovasi ini dapat diaplikasikan di dunia industri konstruksi dan membantu kemajuan bidang teknik sipil.

“Kami berharap ajang ini bukan hanya sebagai sarana meraih prestasi, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran dan inovasi bersama,” pungkasnya penuh harap. (msn)