SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Musyaffa’ Noer mengakui bahwa nama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) masuk dalam pantauan PPP, di samping nama calon gubernur yang lain. Posisi Gus Ipul yang saat ini wakil gubernur Jatim memiliki nilai tambah tersendiri. Apalagi secara popularitas juga sudah tak perlu disangsikan lagi.
“Mungkin saat ini yang paling populer Gus Ipul, tapi belum tentu kami pilih. Saya kira masih ada waktu panjang untuk menjatuhkan pilihan mendukung siapa dan berkoalisi dengan partai mana. Kita berproses saja dulu,” kata Musyaffa’ Noer kepada Didi dari bangsaonline.com, Kamis (28/1/2016).
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Musyaffa’ mengaku tidak mau buru-buru menentukan pilihan kepada Gus Ipul. Pihaknya masih akan melihat situasi politik terakhir. Sebab, politik tak bisa ditebak, penuh kejutan dan konstelasinya cepat berubah. Apalagi, DPW PPP juga tak bisa mengenyampingkan DPP PPP. Nantinya, kata dia, DPP lah yang akan mengeluarkan rekom.
Anggota DPRD Jatim asal daerah pemilihan Madura itu menegaskan bahwa saat ini pilihan PPP hanya dua. Pertama, masuk gerbong PKB yang sudah punya tiket pilgub 2018. Kedua, berkongsi dengan partai-partai lain yang belum mempunyai tiket maju sebagai kontenstan pilgub, agar memenuhi syarat mengusung calon. Hal itu mengingat PPP hanya memiliki 5 kursi di parlemen.
Calon wakil bupati Gresik pada pilkada 2010 itu menjelaskan, dalam waktu dekat PPP akan melakukan penjajakan politik kepada sejumlah partai yang belum memiliki tiket dalam pilgub. "Kalau nantinya ada kesamaan visi politik, maka akan ada koalisi menyongsong pilgub," jelasnya.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Musyaffa’ juga mengingatkan, mekanisme partai juga harus dilewati. Suara DPD PPP di daerah harus didengar lewat proses penjaringan dan penyaringan. Dalam proses itu bisa saja akhirnya ada kader internal yang tersaring. Sedangkan kader eksternal tak bisa dielakan lagi, mengingat PPP tidak bisa mengusung calon sendiri.
“Kita tak bisa menafikan nama di luar partai, karena koalisi adalah mutlak. Tapi syukur-syukur kalau kader PPP bisa menjadi cawagubnya,” papar anggota Komisi C DPRD Jatim ini.
Kini DPW PPP Jatim terjadi dualisme akibat perpecahan DPP PPP. Di DPP PPP ada dua kubu yaitu kubu Romahurmuziy (Romi) yang menggelar Munas di Surabaya. Lalu ada lagi kubu Djan Faridz yang menggelar Munas di Ancol Jakarta. Musyaffa’ masuk dalam kubu Romi. Sedang kubu Djan Faridz kini dijabat H Masjkur Hasjim.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
Dualisme ini akhirnya berujung di pengadilan. Ternyata Mahmakah Agung (MA) mengabulkan permohonan kasasi PPP yang diajukan Djan Faridz selaku Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta. Dengan demikian kemungkinan besar kekuasaan DPW di Jawa Timur akan segera pindah ke tangan Masjkur Hasjim.
"Proses pemecatan dan pergantian antar waktu adalah suatu keharusan, terutama mereka yang masih berada di kubu PPP Romi sudah tidak berhak menggunakan identitas PPP," ucap Masjkur Hasyim di Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/12/2015). (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News