BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, meminta jatah minyak kepada operator Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang akan membangun kilang mini.
Menurut sekretaris Komisi B, Lasuri, PT BBS telah melayangkan surat kepada EMCL untuk meminta jatah minyak supaya rencana pembangunan kilang mini segera terealisasi, namun hingga saat belum ada jawaban dari pihak EMCL.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
Pihaknya mempertanyakan kepada EMCL jatah minyak pemerintah yang dijual ke pasar domestik sebesar 25 persen.
"Tolong dihitungkan lagi, kira-kira bisa apa tidak kita minta 5.000 Bph (Barel per hari) saja untuk PT BBS dari pasar domestik itu," tandasnya, Rabu (30/3).
Sementara itu, Vice President Public anda Government Affair ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto mengaku belum menerima surat dari PT BBS terkait permintaan jatah minyak. "Kalau penjualan minyak selama ini dijual ke pasar internasional," ujarnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
Penjualan dilakukan di pasar internasional, karena kualitas minyak dari Lapangan Banyuurip dinilai bagus. Sehingga, ada yang bersedia membeli mahal. "Kalau PT BBS mau membeli ya tidak apa-apa tapi dengan harga internasional," tandasnya tanpa menyebut nominal harga.
Erwin menyarankan supaya PT BBS membeli minyaknya dari pemerintah saja. Karena, ada porsi yang sudah ditentukan antara kontraktor dengan pemerintah.
Meski demikian, Erwin mengakui, dari 165.000 Bph didalamnya ada 25 persen jatah minyak ke pemerintah yang dijual ke pasar domestik. Jika menginginkan dari jatah tersebut, perlu waktu untuk koordinasi lagi.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
"Ya, kita upayakan, semestinya bisa. Mungkin bisa dibicarakan lagi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News